Angin sesekali menerpa helai rambut mu
begitupun debu melekat disekitar mata mu
lambai tanganmu tak berganti pesat
hanya langkah yang terlihat jauh tak mudah didapat
kau tak pintar berkata
kau juga tak pintar menyapa
kaupun tak pandai mencari mata
dan akhirnya aku tau, kau terlalu pandai menyimpan rasa
bibirmu kaku dan bisu membeku
mampu membuat diri terus menggebu
lisan tersenyum saat bertemu
sebatas kata jika itu adalah sebuah rindu
tertulis atas nama kasih
berdayu layu tanpa pamrih
benar kau Si Peci Putih
penawar jelita perih
Jember, 10 November 2016
teruntuk jiwa yg sedang aku perjuangkan layaknya pahlawan dalam genggaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI