Mohon tunggu...
Halim Malik
Halim Malik Mohon Tunggu... Administrasi - Pendidik

HUMBLE

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Layu dan Luruh

8 Maret 2012   20:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:20 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

manusia terlalu manis untuk terlahir

tumbuh seperti mawar

indah dan mekar

layu dan luruh

.

jogja: 090312

Memahami Makna

bonus: memenuhi 70 kata :)

Seperti bentuk dalam sebuah cermin,  kuikuti Wajah itu.

Tuhan menampakkan dan menyembunyikan sifat - sifat-Nya.

Tatkala Tuhan tertawa, maka akupun tertawa.

Dan manakala Tuhan gelisah, maka gelisahlah aku.

Maka katakana tentang Diri-Mu,  ya Tuhan.

Agar segala makna terpahami,  sebab mutiara - mutiara

makna yang telah aku rentangkan di atas kalung pembicaraan

berasal dari Lautan-Mu.





Lihatlah yang Terdalam

Jangan kau seperti iblis,

Hanya melihat air dan lumpur ketika memandang Adam.

Lihatlah di balik lumpur,

Beratus-ratus ribu taman yang indah!

KARYA: jALALUDIN rUMI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun