"Awas, penghuni surga lewat!"
Tawa meledak di sudut kampus. Sekelompok mahasiswa bersandar santai, melontarkan ledekan saat Lathifah berjalan melewati mereka. Gadis itu hanya tersenyum, lalu berhenti sejenak. Tatapannya tajam, bibirnya melengkung iseng.
"Eits, awas! Penduduk neraka ngumpul. Hangus!" balasnya sambil menutup hidung erat. Tawanya pun meledak.
Wajah-wajah yang semula penuh cemoohan tercengang. Seorang mahasiswa berkacamata melotot. Bibirnya bergerak-gerak tanpa kata. Mereka tak menyangka gadis berkerudung itu membalas ledekan dengan ketenangan yang menyentak.
Lain waktu, suara sinis kembali mengusik.
"Lihat itu! Bidadari surga baru selesai salat duha. Kepalanya dinaungi awan! Huahahaha!"
Tawa mereka pecah, nyaring menggema. Lathifah menoleh cepat. Mata jahilnya berkilat.
"Woi, awas! Sekelompok mahasiswa bermaksiat. Ayo tobat! Malaikat mulai geram!" serunya, berpura-pura panik. Tangannya gemetar dibuat-buat, wajahnya pasrah. Lalu tertawa ngakak.
Si peledek terperangah. Seorang perempuan berambut sebahu menyipitkan mata. "Lathifah, kau..."
"Eits, dilarang marah! Kalian yang mulai," sahut Lathifah santai. Senyum simpul menghiasi wajah cerianya.