Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ngapain Jadi Guru (2); Terinspirasi Bu Guru

7 Desember 2020   10:18 Diperbarui: 7 Desember 2020   16:57 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Darinya saya belajar, guru merupakan role mode yang akan digugu dan ditiru oleh murid-murid mereka. 

Ketauladanan yang beliau tampilkan menghadirkan kenyamanan saat dipandang mata. Melahirkan ketenangan dalam setiap perjumpaan. Bahkan mampu menundukkan para siswa yang paling nakal sekali pun tanpa bentakan. Mendidik tanpa melukai.

Ketiga, penunjuk jalan. Masih segar dalam ingatan, kenangan di masak kanak-kanak tempo dulu. Acapkali berebut menyampaikan cerita kepada orangtua dan teman-teman sekelas. Topik cerita, nanti setelah dewasa mau jadi apa.

Cerita meluncur deras dari mulut-mulut mungil walau tak paham sepenuhnya apa yang sedang menjadi topik pembicaraan mereka. Seiring bertambahnya usia, cara berpikir mulai meningkat. 

Harapan untuk masa depan lebih berorientasi pada kehidupan dunia semata. Berkarir sebagai apa pun nanti bolehlah. Asal bisa mengantongi banyak duit dan bisa traktir teman-teman. Kadang muncul pemikiran serupa itu.

Di sini sang guru memainkan perannya sebagai penunjuk jalan. Beliau mengajarkan, tak hanya uang yang mesti dikejar. Ketenagan jiwa mesti menjadi peioritas. Harta belimpah tiada berguna jika kehidupan tetap dirasai sengsara.

Guru bijak hadir sebagai penunjuk jalan para siswa mereka. Memberikan opsi jalan yang bisa ditempuh menuju kesuksesan dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Keempat; guru pemilik grosir kesabaran. Siswa baik atau nakal itu biasa. Siswa berprestasi atau gagal itu juga biasa. Yang aneh adalah jika ada seorang siswa perfect tanpa kekurangan di segala bidang. Ini mustajil.

Karena sejatinya tiada manusia yang sempurna. Ini sebuah ketetapan dan kenyataan yang tak dapat diganggu gugat.

Menghadapi siswa cerdas, patuh dan rendah hati itu menyenangkan dan menenangkan. Namun, bagaimana jika bertemu dengan siswa yang kerap melakukan hal-hal yang tak disarankan guru? Misalnya mengganggu teman. Ribut ketika proses belajar mengajar berlangsung.

Bahkan ada siswa yang benar-benar menguji iman para guru. Menghadapi mereka para guru bijak mesti mampu mengendalikan diri. Stock sabar harus membanjir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun