Itulah sebabnya, manusia saling membutuhkan satu sama lain. Untuk saling melengkapi kekurangi diri, saling menasihati jika keliru dalam melangkah. Serta saling menguatkan kala lemah.
So, tak ada salahnya dong ketika kita dikritik oleh seseorang atau sekelompok orang. Harusnya begitu. Namun, bagi pribadi tertentu, kritik merupakan momok menakutkan yang begitu dihindarinya.
Pujian diterima dengan cuping hidung melebar. Giliran kritikan datang, ruang di hati langsung menyempit. Hingga hadir ketidaknyamanan dan pikiran negatif mengikuti.Â
Keberatan menerima kritikan dan saran dari orang lain, hanya akan membuat seseorang stagnan dalam hidupnya. Ia tak akan pernah bisa maju dan berkembang.
Kenapa? Karena manusia memiliki titik blind spot dalam dirinya. Tak semua hal yang bisa ia lihat dari dirinya tanpa bantuan orang lain.Â
Contoh kecilnya, kita tak akan mampu melihat beberapa bagian tubuh kita sendiri tanpa bantuan siapa pun. Seperti, tak mampu melihat kepala atau pun telinga kita sendiri tanpa bantuan cermin.Â
Begitu pun dengan kemampuan diri, kekurangan serta keunggulan yang dimiliki.
Kita membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat mengetahuinya secara signifikan. Memerlukan pihak lain yang bersedia membimbing, melatih hingga memberi masukan hingga potensi diri dapat berkembang dan melejit.
Nah, bisa dibayangkan jika seseorang begitu anti terhadap kritikan. Ia akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki kekurangan diri. Kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri juga akan sirna.
So, mari berbenah. Belajar dengan jiwa besar menerima kritikan yang memiliki fondasi dan tujuan yang jelas serta bersifat membangun. Begitu pun sebaliknya, mari mulai belajar memberi kritikan perbaikan untuk sahabat-sahabat kita dengan cara-cara yang baik. Agar pesan sampai dan bermanfaat.