Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Komplit (7): Taklukkan Matematika

27 November 2020   13:51 Diperbarui: 27 November 2020   15:58 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat

Sang guru juga memberi izin pada siswa untuk tidak menyukai matematika. Tapi tak boleh menakuti. 

Karena manusia makhluk terbaik yang Allah ciptakan. Mereka pemimpin. Bukan makhluk yang layak dijajah oleh rasa takut. Apalagi hanya ketakutan pada hal kecil serupa matematika.

Siswa diizinkan untuk tak ahli matematika. Tak mesti meraih nilai seratus. Sebatas KKM cukuplah. Agar nanti bisa lulus dan bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Mereka bisa menekuni karir sebagai seorang public speaking yang tak mesti paham rumus-rumus diferensial dan integral. Atau mereka bisa saja jadi seorang pelukis tanpa perlu ahli logaritma dan sejenisnya.

Sekilas mungkin memang ini terlihat janggal. Namun dari waktu ke waktu, wajah siswa mulai ceria setiap kali jam pelajaran hitung-hitungan menghampiri. Jumlah kerutan dikening siswa perlahan berkurang bahkan sirna menghadapi deretan angka-angka.

Karena mereka merasa tidak terancam walau mungkin nanti akan gagal paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Dan yang membuat senyum guru mulai mengembang, nilai-nilai matematika siswa yang diampunya perlahan meningkat dari biasanya. Bahkan siswa yang acapkali mendapat nilai paling buruk kini mulai menyentuh KKM.

Tanpa sadar siswa digiring untuk menyukai matematika. Tanpa sadar mereka diajak lihai dengan materi hitung-hitungan. Nilai yang diperoleh memang belum terbaik jika dibanding sekolah-sekolah lainnya.

Tapi itu bukan masalah. Yang terpenting, mereka berhasil menakhlukkan rasa takut. Memperoleh nilai lebih baik dari hasil kerja keras sendiri. Tanpa perlu celingak-celinguk mencari bahan contekan.

***

Kisah di atas pengalaman pribadi saya sahabat pembaca. Saya sangat menyesali sebuah kekhilafan di masa lalu. Marah besar ketika nilai-nilai siswa tak sesuai harapan. Memaksa siswa menjadi yang terbaik di semua bidang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun