"Tidaaakkk, huaaaaa." Terdengar tangisan si kecil disertai lengkingan suara sekuat tenaga.
Prang....
Suara benda-benda berjatuhan ke lantai susul menyusul.
Pernah melihat kondisi seperti di atas terjadi pada buah hati Ayah Bunda? Sebuah pemandangan yang tak dikehendaki dan menguji iman di tengah rasa letih yang mendera.
Eits, tenang dulu. Harap Ayah Bunda tak tersulut emosi. Jangan sampai memamerkan seringai kemarahan pada ananda tervinta yang masih belia.
Yuk, kita pelajari, apa gejala yang sedang merundung ananda. Hingga tampa ampun ia membuat barang-barang di rumah berserakan kala dikuasai oleh kemarahan yang membahana.
Tak lupa kita carikan solusi juara untuk meredam amukannya.
Tarik napas dalam-dalam, Ayah Bunda. Tahan sejenak. Hembuskan. Oke, sudah tenang? Mari kita kupas lebih dalam terkait kondisi si kecil yang seperti itu.
Kadang kita menyaksikan ananda sangat emosional. Kemarahannya meledak. Tanpa sebab yang tak dipahami orangtua pula.
Tak bisa dimungkiri, hal seperti kejadian di atas cukup menguji kesabaran Ayah Bunda. Namun, menghadapinya dengan kemarahan bukanlah sikap bijak.
Gejala yang sedang menimpa ananda seperti di atas dikenal dengan istilah "tantrum".Â
Disebutkan di laman Alodokter, tantrum adalah keadaan ketika anak meluapkan emosinya dengan cara menangis kencang, berguling-guling di lantai, hingga melempar barang.