Mohon tunggu...
Uniek Widyarti Nugrahani
Uniek Widyarti Nugrahani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyukai hujan, nyala lilin dan secangkir green tea

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

14 Februari 2023   17:58 Diperbarui: 14 Februari 2023   18:07 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Melalui proses coaching, uji pengambilan keputusan bisa dilakukan. Kemungkinan-kemungkin solusi pun bisa di gali dalam proses coacing. Maka perlu juga sebelum pengambilan keputusan, seorang pemimpin bisa melakukan proses coaching terhadap rekan sejawat yang berkepentingan.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kompetensi sosial emosional yang kita pelajari di modul 2.2 tidak hanya ditujukan pada peserta didik saja, namun kita sebagai guru, pendidik dan pemimpin sekolah pun hendaknya memiliki kompetensi sosial emosional yang baik. Hal ini sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, bahwa untuk bisa menuntun dengan baik diperlukan budi pekerti pada tiap pendidik.

Ada 5 Kompetensi sosial emosional yang perlu dikembangkan:

  1. Kesadaran diri atau self awerness yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk mengenali diri secara akurat mengenai emosi, pikiran dan nilai atau value diri. Seseorang yang memiliki kesadaran tinggi yang mampu mengenali keterkaitan antara perasaan, tindakan dan pikiran yang dilakukan.
  2. Manajemen diri atau self management yaitu kompetensi manajemen diri berkaitan mengenai kemampuan untuk mengatur emosi, pikiran, perilaku di berbagai situasi. Kemampuan ini juga berkaitan dengan penanganan stres, mengontrol hasrat, bertahan menghadapi tantangan untuk mencapai tujuan.
  3. Kesadaran sosial atau social awareness merupakan kesadaran sosial yang berkaitan dengan kemampuan untuk bisa berempati dengan orang lain dan mengambil perspektif dari berbagai sudut pandang
  4. Kemampuan berelasi atau relationship skills, merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk membangun dan memelihara suatu hubungan yang sehat antara individu dan kelompok
  5. Pembuatan keputusan bertanggung jawab atau responsible decision-making yaitu kemampuan yang berkaitan dengan pembuatan pilihan konstruktif yang benar dan cara bertindak sesuai etis norma sosial dan keselamatan.

Jadi, Ketika seseorang sudah mampu mengenali dan menyadari emosinya, maka kita bisa mengatur atau mengelola emosi tersebut. Terlebih Ketika kita sedang dalam situasi yang kurang menguntungkan, atau sedan gada masalah. Mampu mengendalikan emosi akan mampu mempengaruhi keputusan yang kita ambil. Kesadaran sosial yang baik pun akan mempengaruhi prinsip yang kita ambil Ketika kita mengambil keputusan. Kemampuan relasi yang baik, bisa menjadi pendukung kita dalam mengambil keputusan. Yaitu direalisasikan Ketika kita meminta pertimbangan dari pihak lain, seperti teman sejawat, rekan kepala sekolah ataupun rekan lain yang terlibat. Dengan memiliki kompetensi pembuatan keputusan yang bertanggungjawab, seorang pemimpin akan mampu terus bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Studi kasus yang focus pada masalah moral atau etika Kembali kepada nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Seperti kita ketahui, memang keputusan seseorang tidak harus sama. Paradigma dan prinsip yang digunakan bisa berbeda. Dan itu akan mempengaruhi bagaimana keputusan diambil. Maka itu, sudah seharusnya seorang pendidik memiliki nilai-nilai kebajikan dalam dirinya.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Kita menyadari sepenuhnya, bahwa keputusan yang diambil tidak bisa memuaskan semua pihak. Tidak ada satupun keputusan yang bisa menyenangkan semua pihak. Keputusan yang tepat terkadang juga bersifat relative, jadi keputusan seharusnya memiliki dasar yang menjadi rujukan,Visi sekolah bisa dijadikan kiblat.  Pengambilan keputusan juga perlu mendasarkan pada tiga unusr, yaitu berpihak pada murid, berdasar nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggungjawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Selain itu, keputusan yang baik akan melalui pengujian pengambilan keputusan seperti dijelaskan diatas, dengan melihat prinsip berbasis hasil akhir, atau berpikir berbasis peraturan, dan rasa peduli

 Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan di lingkungan sekolah saya bekerja untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah adanya gejolak dari rekan sejawat. Gejolak ini biasanya terjadi karena perbedaan pandangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun