"Mbaa, mau nyayur ini gak? Belum pernah nyoba to?"
Suara itu begitu nyaring memanggilku dari balik pintu. Aku bergegas menemui. Rupanya Bude Parti, tetangga desa sebelah yang kerap membagi hasil panen dari kebun dan sawah sendiri. Beliau sudah bersiap memberiku seikat tangkai daun berwarna hijau, berharap aku mau mencoba.
"Niku nopo bude? Saya belum pernah masak, gak ngerti caranya, hehe."
"Kui lompong, enak yo!"
"Walah lompong to, saya taunya kalau sudah mateng, kalau yang mentah belum pernah...."
Kebetulan saat itu aku sedang buru-buru mau pergi. Sehingga bude pun menyerahkan tangkai daun tersebut ke tetangga.
Rupanya bude tak menyerah begitu saja, kemarin aku kembali ditawari tangkai daun yang sama.
"Iki ora gatel yo, dicoba dulu!"
Aaiiihh membayangkannya saja aku tak sanggup apalagi nyata mengolahnya. Penampakan sudah mirip pelepah pisang yang biasa digunakan anakku untuk membuat pistol-pistolan.
"Terus niku dimasaknya bagaimana De? Apa ada cara khusus?"
Pertanyaanku masih menyirat rasa curiga, ini bikin gatal apa enggak ya? Sebab yang aku tau jenis sayuran ini jika sudah matang memang enak. Tapi kalau tak faham cara mengolahnya bisa menimbulkan gatal di tenggorokan.
Oleh sebab itu aku tak begitu tertarik mencobanya, sebab akan membutuhkan waktu untuk mengetahui caranya. Padahal emak rempong sepertiku menyukai masakan yang praktis dan bisa dieksekusi tak pakai lama.
Bude berusaha meyakinkanku jika lompong yang bude bawa tidak menimbulkan gatal. Namun aku masih belum percaya.
Lompong, merupakan jenis tanaman talas. Biasa diambil tangkai daun yang masih muda untuk dimasak. Sensasi gatal biasanya berasal dari getah.
Namun, bude memberikan penjelasan penting : lakukan ini sebelum mengolah, coba rasakan jika getah mengenai tangan kemudian terasa gatal maka bisa dipastikan jenis tersebut apabila dimasak akan menimbulkan gatal di tenggorokan.
Tapi jika mengenai tangan tidak terasa gatal, maka apabila dimasak tidak akan menimbulkan gatal di tenggorokan. Sehingga tak membutuhkan trik khusus dalam membersihkan. Huuumm perlu dicoba nih ya.Â
Bude adalah petani handal yang gemar budi daya tanaman. Bude sangat faham karakter masing-masing tanaman yang beliau tanam. Dan, aku sangat percaya.
Aku ambil satu batang yang telah disiapkan bude untuk kubuktikan. Kulihat ruas tangkai daun bersih tak banyak getah menempel. Saat kupegang juga tak menimbulkan gatal. Tanganku, aman. Tak perlu pelindung saat membersihkan.
Rasa khawatirku sedikit berkurang. Lalu, aku pun lanjut berani mencoba untuk mengolahnya! Ya, kurasa memang patut dicoba. Sebab jika tak mencoba kita tak tau hasilnya, dan belum bisa percaya. Kira-kira jika sudah matang tetap aman atau tidak ya?
Baik, aku pastikan resep yang akan kugunakan untuk mengeksekusi tangkai daun lompong ini. So ekspres, so simple, namun rasa tetap eksekutif. Ini menurutku ya, hihihi.
"Oseng Lompong Cabai Hijau"
Pertama, siapkan dan bersihkan lompong
Sudah melalui uji coba sebelumnya, jikalau jenis lompong ini tak menimbulkan gatal di tangan, sehingga tak perlu trik khusus untuk membersihkan. Cuci seperti biasa mencuci sayuran pada umumnya.Â
Oya resep ini kurang lebih untuk ukuran keluarga dengan 5 orang anggota. Yaitu dua tangkai daun lompong muda ukuran sedang/besar, patahkan menjadi beberapa bagian agar mudah dibersihkan dengan air mengalir. Bagian tengah tangkai sebaiknya dihilangkan sehingga akan lebih mudah membersihkan bagian dalam.
Setelah siap dan telah dibersihkan, tangkai daun lompong lanjut dipotong-potong lebih kecil untuk memudahkan proses memasak. Tak ada juknis khusus, potong sesuai selera dan kreatifitas kita.
Kedua, siapkan bumbu
Bumbu yang aku gunakan sangat mudah didapat. Berhubung tekstur tangkai daun lompong muda ini empuk sehingga aku memperlakukan seperti mengolah daun dan tangkai kangkung, dengan bumbu dasar sebagai berikut :
Bawang merah 5 siung, iris tipis
Bawang putih 3 siung, iris tipis
Cabai hijau 6, iris serong/sesuai kreasi
Terasi stengah bungkus kecil/sachet
Gula jawa secukupnya, iris-iris
Garam secukupnya
Kaldu jamur secukupnya
Daun salam 2 lembar
Laos 2 cm memarkan
Sedikit minyak untuk menumis
Air secukupnya
Ketiga, proses memasak
1. Siapkan minyak, sedikit saja lalu panaskan.
2. Masukan irisan bawang merah dan putih secara bersama-sama, tumis.
3. Setelah harum masukkan daun salam dan laos.
4. Kemudian menyusul terasi dan irisan gula jawa.
5. Beri air secukupnya/sesuai selera.
6. Masukkan garam dan kaldu jamur secukupnya.
7. Kemudian cek rasa.
8. Setelah agak mendidih masukkan irisan lompong lalu aduk secara merata.
9. Lompong akan mudah menyusut, seperti halnya kangkung.
10. Tunggu sekitar dua menit agar matang sempurna, cek rasa kembali.
11. Ambil sebagian jika ada anggota keluarga yang tidak suka pedas.
12. Barulah kemudian masukan irisan cabai hijau, aduk kembali hingga cabai sedikit layu.
13. Didihkan sebentar lalu matikan api.
14. Oseng lompong cabai hijau siap dihidangkan.
Saatnya mencicipi...
Taraaaa, ternyata walau terlihat biasa namun rasa istimewa. Cocok pula untuk menu berbuka. Tak ada sensasi gatal sesudahnya. Alhamdulillah. Terbukti sudah penjelasan bude yang sempat tak kupercaya. Sebab belum kucoba.
Ada beragam lompong yang bisa dimasak, dan tak semua jenis menimbulkan rasa gatal. Seperti yang telah aku buktikan dan kuolah menjadi masakan. Akan kuingat selalu penjelasan bude. Untuk mencoba terlebih dahulu di telapak tangan, jika tidak gatal maka aman.
Apabila menemukan lompong yang getahnya gatal, jangan khawatir. Ada tips untuk menghilangkan rasa gatal pada lompong.
1. Bersihkan tangkai daun lompong lalu potong, jangan lupa memakai pelindung tangan agar tetap aman dan nyaman
2. Rendam dalam air agar tidak hitam, lalu tiriskan
3. Tuang potongan lompong dengan air mendidih kemudian beri garam secukupnya agar getah penyebab gatal hilang
4. Tunggu beberapa saat lalu bersihkan kembali, dan lompong siap diolah, in syaa Allah sudah tidak menimbulkan gatal
Masih tak ingin mencoba mengolah lompong? Jenis sayuran ini juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi lo. Sebab, dalam 100 gram lompong saja mengandung energi sebesar 40 kkal, karbohidrat 7,4 gram, lemak 0,8 gram, protein 3 gram, kalsium 76 mg, fosfor 59 mg, dan zat besi 1 mg. Selain itu lompong juga mengandung vitamin A sebanyak 2000 IU, vitamin B1 0,08 mg, dan vitamin C 31 mg, (Sumber : CNN Indonesia). Semakin mantap kan.
Dan, Oseng Lompong Cabai Hijau merupakan salah satu menu andalan yang praktis dengan rasa eksekutif dan gizi eksklusif. Maknyuss, bisa dihidangkan bersama nasi hangat juga tempe garit. Tak perlu sendok, cukup gunakan tangan dan beralas daun pisang, dijamin rasa makin siiiip.
Nah, pada akhirnya kabar gatal bukan alasan untuk gagal. Sebaliknya, jangan takut mencoba, jika ingin berhasil sehingga bisa percaya.
Niek~
Jogjakarta, 27 April 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H