"Hmmm. Baiklah. Yang penting kau bahagia. Asal bisa menjaga agar suasana tetap terjaga."
"Tentu saja."
Aku melangkah pasti. Gasebo tak jauh dari tempat aku berdiri. Tak diantar pun aku bisa sendiri. Namun, pagi itu ibu menemani. Barangkali sudah lama tak melakukan ini. Rindu mengantar, tentu menjadi bagian dari menghargai cinta.
Aku masih terlalu muda untuk memahaminya. Tapi aku sudah cukup mengerti bagaimana merasakannya. Perhatian ibu tentu menjadi pedoman untukku menghargai cinta.
"Letakkan kandang itu di tepi ya."
"Oke Bu."
Aku tau maksud ibu. Agar tak mengganggu. Tenang, aku hanya rindu. Sudah lama tak bertemu. Mereka teman bermainku. Belalang. Kandang ini menjadi saksi, rindu segera terobati.
Kuletakkan kandang seperti yang ibu bilang. Sebelum kuberanjak. Kutatap wajah baru yang mulai mendekat. Mereka tak ada yang menolak. Kandang pun tetap nyaman berada di tempat. Aku semakin bersemangat.
"Assalamu'alaikum anak shaleh."
"Wa'alaikumussalam."
Aku tertunduk malu. Suaraku pun masih ragu. Namun wajah itu meyakinkanku. Terlebih senyum yang membuatku tak bisa mengelak untuk segera beranjak, memasuki gasebo. Akupun berpamitan pada ibu.