Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tanyakan pada Klepon

23 Juli 2020   16:30 Diperbarui: 23 Juli 2020   16:26 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nduk, tolong ambilkan tepung sagu di atas bangku."

Perintah Simbahku kala itu. Segera kuambil sebungkus lalu kuserahkan meski dahi menggerutu. Apa yang hendak dilakukan Simbah pada tepung sagu? Belum tau.

Dengan cekatan jemari yang menyimpan banyak memori mengurai tali yang melilit rapi. Nampan berisi tepung beras sudah disiapkan, namun belum tertuang air dari tempayan. Masih menunggu tepung sagu. Bersabarlah, agar mereka tercampur rata dulu.

Kuikuti jemari tua itu menari. Satu per satu bahan terkumpul lalu diuleni. Nah, saatnya memberi air secara perlahan. Tak lupa sedikit garam. Sedikit saja, hanya untuk membuat rasa lebih nyaman.

Kembali air dituang, sedikit demi sedikit lalu tahan. Diulen pelan, tak cepat, tak jua lambat. Jemari membalik adonan dengan cermat. Agar tercampur secara tepat.

Air daun suji diraih lalu dituang dalam adonan setengah jadi. Cukup. Asal bisa merubah rupa. Tak perlu banyak warna. Yang penting terlihat cantik, hijau pun menarik.

"Kelapa sudah diparut?"

"Sampun."

Aku menuruti meski belum sepenuhnya mengerti. Simbah memanaskan panci yang sudah diisi air lalu ditutup sarangan. Dimasukan parutan kelapa, tak muda, tua pun tidak. Sedang.

Ditaburi garam, tak banyak, yang penting terasa gurih dan lezat. Tunggu hingga panci terlihat menguap. Pertanda sudah matang dan siap diangkat. Sisihkan.

Gula merah sisir di atas meja, menanti. Adonan yang telah diuleni siap dieksekusi. Diambil satu bagian kecil. Dipipih lalu diselipi gula merah sisir, secukupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun