Hari ini jadwal penerimaan rapor tiba. Seluruh siswa masih tetap bertahan di rumah saja. Meski kian membingkai rindu. Namun harus rela untuk sabar menunggu. Hingga saat kenaikan kelas dan rapor pun menjadi sebuah saksi bisu. Pandemi seakan tak mau tau.
Menjelang siang, aku telah bersiap. Mengenakan masker, tak lupa membawa hand sanitizer. Lengkap. Semua kulakukan demi satu kata, menjaga.
Sehari sebelumnya, wali kelas telah mengingatkan kembali lewat grup WA. Mengenai bagaimana tata cara penerimaan rapor yang telah ditetapkan. Sesuai aturan, demi terjaga kesehatan.
Drive Thru. Cara inilah yang dipilih oleh sekolah anakku, Salman Al Farisi Jogja. Aku yakin ini telah dipersiapkan secara matang sebelumnya. Yang pasti sesuai dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Menghindari kontak langsung pun menciptakan kerumunan. Sehingga cara inilah yang dipilih agar tetap aman. Dan penerimaan rapor pun bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Pagi hari sebelum orang tua menghadiri. Para guru telah mempersiapkan tempat dengan cukup rapi. Pun lengkap mengenakan APD sebagai perlindungan.
Bak pasukan perang yang menghadang. Bukan ingin berlebihan. Namun ini sebagai bentuk kepedulian. Untuk tetap saling menjaga kesehatan.
Orang tua hadir sesuai jadwal secara bergantian. Terbagi menjadi beberapa cloter berdasarkan nomor absen anak yang telah diurutkan. Agar tak menimbulkan kerumunan. Tentu saja. Lebih tertib sehingga tetap terjaga.
Ketika orang tua memasuki jalan menuju sekolah sudah terlihat petugas yang memeriksa penggunaan masker. Pun memberi cairan hand sanitizer. Bagi orang tua yang tidak mematuhinya maka tidak diijinkan memasuki area yang telah tersedia.
Dengan begini prosesi pembagian rapor bisa berjalan dengan lancar. Tenang pun tetap sesuai dengan protokol kesehatan. Terlebih pula menghindari terciptanya kerumunan. Yang akan menyulitkan pun malah menambah keresahan.
Tentu saja tidak menimbulkan kerumunan. Sebab orang akan mengantri dengan kendaraan pribadi. Tak perlu turun, transaksi cukup dilakukan dari atas kendaraan yang ditumpangi. Praktis kan.
Lebih tertib. Pasti. Tak mungkin ada kesempatan untuk menyalip. Atau menerobos antrian orang yang berada di depan. Ini akan sangat merepotkan. Sebab harus putar haluan kendaraan. Yang ada hanya menimbulkan masalah diri sendiri, sehingga akan tetap memilih untuk sabar menanti hingga tiba giliran.
Nah, inilah yang mendasari mengapa dipilih model penerimaan rapor secara Drive Thru. Seperti yang kita tau. Jika penerimaan rapor tiba. Orang tua tentu akan datang ke sekolah sesuka waktu yang dimilikinya.
Meski masih dalam durasi yang tersedia. Namun terkadang terjadi penumpukan di jam yang sama. Akibatnya sekolah penuh dengan antrian pun berakibat terjadi kerumunan.
Jika kondisi normal, pasti hal tersebut masih tetap aman. Namun bayangkan apa yang terjadi di masa pandemi. Tentu saja sangat membahayakan. Di mana kita masih wajib menjaga. Social distancing pun harus terlaksana.
Sehingga menghindari kerumunan menjadi agenda yang tetap dijaga. Dan Drive Thru adalah salah satu solusinya. Orang tua tak perlu turun dari kendaraan, pun penerimaan rapor bisa cepat diselesaikan.
Cara ini terbukti memang efektif. Terlebih tak menimbulkan suasana yang cukup aktif. Lokasi penerimaan rapor pun tetap bisa kondusif. Terjaga dari kerumunan orang tua pada jam yang sama. Sebab Drive Thru dilakukan secara bergantian dengan durasi waktu yang berbeda tiap orang tua.
Penerimaan rapor pun pada akhirnya berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Meski di tengah musim pandemi yang masih membuat bimbang. Yang pasti selama kita bisa saling menjaga, tentu semua akan terlaksana dengan baik tentunya.
Pandemi memang dihadirkan agar manusia lebih bijaksana. Dalam mengurai sebentuk lika liku warna dunia. Jika kita mampu membuka mata. Kiranya pandemi bukan sebuah musuh yang harus kita cela.
Anggap ini merupakan titik awal sebuah perubahan masa. Yang pasti tiap detik pun menit tentu akan menuai cerita yang berbeda. Warna yang tercipta mengandung pesan istimewa. Bahwa manusia harus terus bertahan meski di tengah keterbatasan.
Semua tentu tersedia jalan di tengah kebimbangan. Yang pasti jika kita lakukan secara bersama-sama dan saling menjaga. Yakin bisa!
Drive Thru menjadi salah satu contoh sebuah kebersamaan langkah. Dengan cara mengikuti alur sesuai arahan. Pun memahami setiap aturan yang ditetapkan.
Dilakukan berdasarkan petunjuk yang telah dibagikan. Yakin keberhasilan tidak akan tercapai tanpa adanya ikatan kebersamaan. Pandemi, terimakasih telah mengajari kami mengenai arti sebuah perubahan.
Niek~
Jogjakarta, 19 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H