Bu Mar, seorang ibu yang terlihat begitu sabar. Berurai senyum pun dengan lantang menjelaskan apa yang menjadi peraturan. Rupanya beliaulah yang membantu merawat tempat ini setiap hari.
Dengan ramah beliau mengantar kami menuju sebuah kamar. Sederet ruang yang kami lewati begitu rapi. Bersih dan tertata.
Hampir tak terlihat debu yang menyapa. Saat itu sepi. Tak terlihat satupun menghampiri. Pintu tertutup dan terkunci. Para penghuni belum kembali.
Aku dan Lis saling menatap tanpa kata. Kami hanya mengumbar senyum lega pun bahagia. Sembari menyemat harap, tempat ini tepat menjadi persinggahan. "Edelweis", kata itu yang kami temukan di sebuah papan.
....
Niek~
Jogjakarta, 18 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H