Sore itu, angin kencang menerpa ilalang. Ammar terlihat berlari riang. Hup hup. Anak lima tahun ini tak henti bercengkrama. Bermain dan berlari menjadi acara yang begitu dinantinya.
"Kenaaa satuuu yuhuuu," teriaknya memecah kesunyian.
"Mana plastiknya," Ammar meminta plastik yang dipegang Zidan. Dimasukannya seekor belalang. Lalu kembali berlari mencari lagi dan lagi.
Ya, belalang. Teman bermain menyenangkan. Menjelang sore Ammar kerap menangkap untuk diajak bercanda.
***
"Yah, belalangku mati."
Tetiba Ammar menangis. Kudekati sembari kuamati yang terjadi.
"Wah lemes itu kasihan."
"Iya soale pake plastik, coba kalo ada kandang."
Begitu cintanya pada belalang, Ammar ingin memiliki sebuah kandang. Namun aku belum berhasil mencarikan. Ammar pun bermuram.
***