Nyanyian alam
Begitu menyayat kelam
Terdiam
Hanya bibir bergumam
Sketsa wajah membelai rindu
Merajah sendu
Mengiris batin membelah kalbu
Kau hadir tepat di anganku
"Ibu, katakan padaku, adakah duka di sudut matamu?"
Ibu hanya tersenyum
Walau nadinya berdentum
Mata sedikit sayu
Menyelinap berjuta pilu
Pusaran waktu menelan cerita
Satu persatu potongan rasa
Tenggelam bersama asa
Mata ibu kembali berkaca
Tetiba serpihan mimpi diraihnya
Lalu berpesan pada bulan
Temani malam hingga akhir zaman
Lalu dipungutinya cinta
Pada helai nafas yang tersisa
Bingkai hati tersusun rapi
Ibu menatap di tengah sunyi
Bibirnya tak henti melantunkan
Doa-doa terbaik pun dipanjatkan
"Nak, hidup ini kejam, janganlah menjadi hitam. Jadilah bijak di antara tumpukan sekam. Tak terlihat, manfaat yang bertindak."
Tak banyak kata
Sedikit bicara
Ibu membingkai hari
Bersama serpihan mimpi
Andai waktu bisa terulang
Kususun potongan asa agar tak hilang
Percayalah mozaik cintamu
Kan abadi dalam bingkai nafasku
Niek~
Jogjakarta, 5 Maret 2020