Mentari begitu rapi melipat mimpi
Kulihat, seberkas cahaya semu lihai memahat sunyi
Pada sebongkah ranting kayu, hampir patah
Namun senyum itu terpendar, tanpa serpihan gundah
Dalam lukisan pena
Kerap kau ayunkan kata
Disebutir rasa kau tuang cerita
Alunan diksi begitu membahana
Aku terpana
Bak api melahap asa
Jemari begitu tangkas menggapai masa
Menata memori siap melibas selaksa makna
Kekuatan pena
Melambungkan aksara
Hentakkan imaji
Menerawang ruang ruang histori
Kukira bagai terjaga mimpi
Kau tak kan pernah kembali, lagi
Meski tak berpamit pergi
Namun kenangan kan abadi
Dalam lukisan pena
Kau tetap ada
Meski di antara kita
Tepisah dunia yang berbeda
Selamat jalan Erin...
Ada bilik rindu yang tertata
Saat jemari indahmu bertahta
Dalam lukisan pena, tempat kita berjumpa
Kini, bahagialah kau bersama-Nya
Niek~
Jogjakarta, 25 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H