Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Belalang Gunungkidul, Buah Tangan Protein Tinggi, dan Tren Lauk Masa Kini

23 Februari 2020   23:32 Diperbarui: 23 Februari 2020   23:43 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belalang sambal bawang. Sumber : eatymologist.com

Hai Sobat, bagi kalian yang punya hobi berkeliling. Pun kerap melengkapi daftar travelling. Jikalau ada agenda ke Jogjakarta sempatkanlah singgah ke Gunungkidul. Di sana ada banyak hal menarik yang muncul.

Tentu beragam rasa tercipta dari serangkai alam yang meraja. Merupakan kekayaan milik bangsa kiranya patut dibangga. Begitu banyak hasil yang ada kita wajib mengelolanya. 

Ya, Gunungkidul merupakan wilayah Jogja bagian Selatan. Menyisakan cerita yang sayang tuk dilewatkan. Beragam warna ada. Dari obyek wisata yang oke punya, hingga makanan khas tak kalah lezatnya. Rugi jika tak singgah sementara.

Walau sementara nyatanya Gunungkidul kerap menyajikan hal yang pasti berkesan selamanya. Mengapa? Sebab alamlah yang menjadi pembeda warna. Gunungkidul memiliki alam dengan wajah nan istimewa. Pun makanan khas yang dimilikinya.

Bicara soal makanan, jika Gudeg mungkin sudah biasa ya. Makanan yang berasal dari bahan pangan nangka muda, sedari dulu telah bertahta. Gudeg menduduki peringkat pertama makanan khas istimewa di Jogjakarta.

Kini zaman sudah semakin berubah. Hal baru pun kian merambah. Tak hanya obyek wisata yang beragam rupa. Jenis pangan lokal pun semakin beraneka. Gunungkidul rupanya turut meramaikan suasana. Setelah Pindul yang begitu ramai dibicarakan. Lanjut belalang turut diidolakan. Menjadi buah tangan kekinian yang sulit dilupakan.

Ya, belalang Gunungkidul. Buah tangan protein tinggi. Menjadi trend lauk masa kini. Berpotensi melengkapi khasanah pangan lokal.  Merasuk rasa milenial meski tetap bertajuk aroma tradisional.

Jika kita cermati, di sepanjang jalan menuju wilayah ini. Para pedagang belalang tak lelah menjajakan. Sembari menggelar belalang yang siap dihidangkan. Mereka mengurai senyum menawarkan dengan rasa yang menjanjikan. 

Ini menjadi hal yang cukup menarik. Ketika berbondong wisatawan datang melirik. Terkesima lokawisata yang ada di daerah ini. Tak salah kiranya sembari mencicipi. Pangan lokal yang berprotein tinggi.

Belalang Gunungkidul. Kini sedang ramai diperbincangkan. Di musim penghujan belalang berhamburan mengintai area persawahan. Mengapa di musim hujan?

Seperti yang dikemukakan oleh Keith Cressman, petugas senior FAO yang meramalkan perkembang-biakan belalang, dalam sebuah warta di okezone.com, Kamis 12 November 2015. Menurut beliau berbagai peristiwa cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat, memiliki potensi untuk memicu lonjakan populasi belalang dalam jumlah sangat banyak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun