*Kutu Rambut*
Makhluk ini sangat kecil. Bahkan ukurannya begitu mungil. Untuk melihatnya membutuhkan kekuatan mata yang cukup ekstra. Selain itu, dia begitu menggemaskan. Bagaimana tidak, ketika bersentuhan dengannya sedikit saja, langsung melesat bagai suara pesawat. Wuuzz. Sangat cepat berkembangbiak.
Risih, pasti! Dan sangat mengganggu aktivitas, tentu saja! Ingin segera mengusirnya, harus dicoba! Bahkan ada yang sampai mencari obat pembasmi supaya cepat pergi. Itulah salah satu kisah si kutu rambut. Kadang membuat hati kalut.
Apalagi kalau jumlahnya sudah berlebihan, wah pasti repot sekali bukan. Pantas saja si ibu tadi mengatakan bisa buyar pikiran hingga langsung memotong cepak rambut sang anak tanpa pikir panjang. Huumm. Barangkali disinilah letak sisi negatif si kutu rambut.
Seperti dalam sebuah tulisan dari Irfan Amalee di lapak instagramnya, "Jika merujuk pada teori seleksi alam, makhluk yang tidak lagi relevan akan punah. Maka kutu ini adalah makhluk yang masih relevan dengan semesta."
Nyatanya ini memang terbukti. Makhluk ini masih saja asik berkembang di kepala manusia hingga kini. Waah.
Lalu apakah kutu rambut si pengganggu itu punya sisi positif? Punya!? Ah masa iya. Aku yakin punya. Coba kita cek ya. Masih menurut Irfan Amalee, beliau mengatakan pernah juga mendengar desas desus kalau kutu itu sengaja disebarkan oleh ibu ibu dari satu anak ke anak lain. Bukan untuk tujuan budidaya. Tapi untuk memelihara hubungan batin ibu dan anak.
Ya betul. Si ibu yang kerap menyibakkan rambut sang anak ketika mencari kutu. Saat itu pula tanpa sadar ibu membelai kepala anak. Hal ini menciptakan kedekatan antara ibu dan anak. Mengalirkan energi positif dari belaian sang ibu kepada anak.
Disisi yang berbeda, tak jarang pula terlihat tetangga atau saudara yang saling mencari kutu sambil berbincang. Lambat laun kedekatan secara psikologis pun tercipta dengan tak sengaja. Si kutu rambut kerap memupuk jiwa sosial diantara manusia. Itulah sisi positifnya.
Pun melatih kesabaran. Ya, ini juga tak kalah menarik. Kutu rambut yang super imut ini tentu tak mudah untuk dicari. Selain membutuhkan kekuatan mata yang cukup lumayan. Pun kesabaran yang ekstra perlu dikerahkan. Demi menemukan satu ekor kutu yang minim ukuran. Wah kalau tak sabaran tentu saja sulit ditemukan. Hehe.
Asik dan menarik bukan. Dari beberapa realita tersebut bisa kita simpulkan bahwa tindakan mencari kutu tak lain, agar si kutu tak berkembang pesat. Pun hubungan batin antar sesama bisa terikat erat. Melatih kesabaran tentu menjadi momen hebat. Dan yang perlu diingat, semua hal tersebut amat sangat membutuhkan keterlibatan orang lain untuk melihat dengan cermat.
Meskipun bisa juga kita lakukan sendiri, tapi apakah kita bisa melihat secara langsung ke atas kepala kita? Tak mungkin kan. Nah, dalam hal ini bantuan orang lain sangat diperlukan untuk mengecek apakah si pengganggu tersebut masih ada atau sudah lenyap. Dan itu membutuhkan waktu yang tak cukup hanya sekejap. Ini bisa menjadi bentuk terapi agar jalinan ikatan batin antar sesama semakin kuat.