Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dunia Rasa

25 Oktober 2019   19:18 Diperbarui: 25 Oktober 2019   19:24 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melewati sebentang rintang. Bukan hal mudah, bukan pula sebuah penghalang. Hanya sepenggal nyanyian dunia nan menuai beragam kisah indah. Yang singgah dan berlalu dengan atau tanpa rasa gundah.

Bertumpu pada jejak kaki. Semoga bisa dilalu dengan segenap hati. Tanpa mengingkari hal yang hakiki. Karena sejatinya kita hanya seonggok kayu yang rapuh. Mudah patah dan terjatuh.

Jikalau kita terlupa bagaimana kehidupan fana bermula. Tentu kita tak kan bisa memahami hal yang hanya sementara hadir di pelupuk mata.

Dunia rasa. Terkadang sulit diduga. Terbesit pada relung jiwa. Hingga serpihannya pun tak disadari hadirnya. Seperti bayang semu. Namun nyata kerap menjebak semburat ragu.

Rasa itu begitu menggoda. Bagai papan luncur. Terkadang berada pada titik dimana hati merasakan bahagia. Tetiba tergelincir pada ruas terendah yang membuat resah.

Begitulah hati. Yang kerap dibolak balik sang pemeluk bumi. Tentu agar kita semakin mengerti. Menjadi makhluk yang berlapang dada. Meski berada pada rasa yang paling tak disuka.

Saat gulita menyapa pada jeda masa. Ruang kelam sejenak sandarkan lelah raga. Saat itulah terasa nikmat dunia rasa. Apakah kau tau? Dia tlah mengatur dengan sebaik baik rencana.

Agar kita bisa merasa bahwa dunia memang tempat untuk mengeja bait asa. Meski terkadang tak bisa diraih pandang mata. Cukuplah tersentuh oleh rasa, maka cahaya kan menghampiri jiwa.

Percayalah, hanya soal waktu. Dunia rasa bergejolak pada ruang tunggu. Satu demi satu diurai meski goda membelenggu. Yakin Dia tak kan meletak jejak pada tungku yang kita tak mampu.

Niek~
Jogjakarta, 25 Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun