Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sayangi Matamu dengan Manajemen Waktu

5 April 2019   18:22 Diperbarui: 9 April 2019   19:23 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain di rumah pohon adalah contoh permainan motorik agar anak tak terus menerus menatap layar laptop dan gawai. Sumber : Dokumen Pribadi.

Mendung yang menyapa hari. Membuat mereka masih berdiam diri. Hanya berani mengintip dari balik kaca jendela. Sebab hujan pasti kan segera tiba. Jika sudah begini rengekan pun terjadi. Siap siap pasang aksi menyambut tiga jagoan dengan bermacam rayuan.

"Boleh nonton nggak Bu?" pinta Kakak.

"Iya, Bu. Kan di luar mendung banget sebentar lagi hujan, kita enggak bisa main di luar deh," Adik pun tak kalah menambahkan bumbu penyedap.

Sudah kuduga jurus yang mereka luncurkan. Rayuan menonton pun dilakukan. Begitulah yang kerap mereka pinta jikalau hujan tiba. Harapannya bisa menonton lebih lama. Oh tidak bisa!

Kupandangi mereka yang penuh harap pinta. Meski hujan segera tiba bukan berarti aturan dilupa begitu saja. Justru lebih kupasang aksi menghadapi tingkah yang terkadang melelehkan hati. Ahay. Emak tau apa yang dipinta anak. Namun emak pun harus tegas menyampaikan aturan demi kesehatan.

"Baik, Ibu ijinkan karena di luar hampir hujan kalian boleh nonton di dalam. Tapi hanya diijinkan satu jam. Kalau laptopnya sudah mati, kalian harus berhenti. Mengerti!", jelasku kemudian. Jelas berbau tegas. Harus demikian, kalau tak, mereka kan sesuka hati. 

"Iyaaa, Buuu," jawaban yang tertumpuk rasa terpaksa. Harap bisa menonton lama tak bisa dikabulkan begitu saja.

Aku pun segera mengatur timer pada badan laptop yang telah dipasang sebelumnya. Kupilih waktu yang dikehendaki. Dengan begitu laptop akan terhenti tepat di jadwal yang diatur tadi. Nah jika sudah mati, mereka pun akan berhenti.

Itulah salah satu caraku mengendalikan mereka untuk tidak terus menerus menatap layar laptop juga gawai. Mengurai berbagai rengekan kerap aku lakukan. Bukan tak sayang, namun demi kesehatan harus tangkis segala bentuk rayuan. Sebab kalau tidak mereka akan terbuai dengan tontonan yang menarik hingga mata pun tak sempat melirik. Ah membuat aku tergelitik mengusik. Tak bisa kubiarkan mata mereka menjadi korban.

Laptop dan gawai kini tengah merajai dunia anak-anak. Jika telah bersama seolah enggan beranjak. Tak bisa dipungkiri keberadaannya tak mungkin juga untuk dielakkan. Mau tak mau memang harus dikenalkan. Jangan sampai membuat anak penasaran lalu menonton secara diam diam. Kalau sudah begini orang tua harus ketat mengawasi. Agar tak lupa diri dan berujung pada masalah kesehatan yang bisa membahayakan.

Seperti yang kualami kini. Saat tiga jagoanku mulai kukenalkan laptop dan gawai sebagai bagian dari kemajuan teknologi. Begitu menarik hingga tak jarang terjebak rasa asyik. Tentu saja sebab gawai yang begitu piawai menggoda mata agar tak henti menatap barang sekejap. Juga laptop yang semakin top menarik hati agar tak beranjak pergi. Kiranya itu adalah bagian konsekuensi di jaman milenia seperti sekarang ini. Dilema. 

Jika tak dikenalkan kan memupuk rasa penasaran. Bahkan lebih menakutkan lagi jika tak bisa dikendalikan akan berujung pada masalah yang tak hanya kesehatan namun juga sosial dan psikologi yang sulit dikendalikan. Sehingga aku pun memutuskan untuk tetap mengenalkan namun juga memberi aturan mengenai batasan waktu serta pengawasan dengan penuh ketegasan.

Tegas! Ya, kata inilah yang aku pegang. Sebab aku menyadari begitu pentingnya pengenalan teknologi. Jangan sampai anak-anak gagap malah berujung pada salah tangkap dan menuai penyalahgunaan teknologi. Ah lebih ngeri. 

Mengenalkan sembari memberikan pendampingan serta mengatur waktu yang ditentukan. Mungkin bisa menjadi solusi. Untuk apa? Tentu agar anak-anak lebih mengerti dan memahami mengenai keberadaan teknologi. Harapannya mereka bisa menggunakan secara bijak, cermat dan tepat. 

Aku sadar semua akan menuai konsekuensi yang beragam. Termasuk ketertarikan anak secara berlebihan juga keingintahuan yang membuat kewalahan. Sehingga inilah yang membutuhkan sebuah ketegasan. Tentu sembari diberikan penjelasan tentang bahaya yang mengancam kesehatan jikalau menggunakan teknologi secara berlebihan. Terutama pada mata mereka.

Manajemen waktu. Kiranya itulah yang kemudian aku lakukan. Untuk mengendalikan tiga jagoan dari jebakan laptop dan gawai yang aduhai. Pengenalan yang tak boleh lepas dari pengawasan. 

Manajemen waktu yang diberikan secara tegas kiranya bisa mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan. Bukan hal yang mudah, tentu saja. Apalagi bersikap tegas pada anak pasti diiringi berbagai rengekan bahkan tangisan. 

Tak mengapa. Jangan kalah dengan adegan-adegan yang mereka ciptakan. Yakin rengekan bahkan tangisan hanya bersifat sementara. Dibanding dengan dampak buruk yang ditimbulkan oleh serpihan teknologi bisa berlangsung lama bahkan selamanya. Pilih mana?

Tentu aku lebih memilih menghadapi rengekan dan tangisan yang sementara. Meski mungkin harus menyiapkan stok sabar yang berlipat apalagi jika menghadapi adegan yang demikian hebat. 

Jangan menyerah. Yakin adegan hebat akan kalah dengan ketegasan yang kita ciptakan. Benar saja. Aku kerap mengalaminya. Capek memang. Tapi demi kesehatan mereka apapun harus dilakukan. Lalu bagaimana dengan strategi manajemen waktu?

Sudah beberapa waktu aku menerapkan manajemen waktu untuk ketiga jagoanku. Mereka aku ijinkan menonton tentu bukan tanpa aturan. Aku mengijinkan hanya 1 jam sehari. Jikalau hujan kuberi bonus 1 jam lagi. Tak boleh lebih. 

Dan mereka hanya kuijinkan menonton pada layar laptop. Mengapa? Ya, layar laptop lebih lebar sehingga memudahkanku dalam melakukan pengawasan. Sembari melakukan pekerjaan rumah lainnya aku tetap bisa mengawasi mereka. 

Aku pun akan dengan mudah tau apa yang mereka tonton tanpa harus melihat secara dekat. Sebab layar laptop tak sekecil gawai sehingga lebih mudah dicapai. 

Layar laptop lebih lebar sehingga memudahkan pengawasan. Sumber : nakita.grid.id
Layar laptop lebih lebar sehingga memudahkan pengawasan. Sumber : nakita.grid.id
Strategi pendukung lainnya yaitu dengan memasang timer dalam laptop. Jikalau diatur maka akan terhenti pada waktu yang dikehendaki. Dan itu berarti waktu menonton sudah usai. Untunglah ketiga jagoanku sejauh ini mau menyepakati. Jika laptop terhenti mereka pun berhenti dan beralih ke permainan lain yang mereka sukai. 

Dengan manajemen waktu aku begitu merasakan manfaat yang ditimbulkan. Meski kerap diliputi berbagai rengekan bahkan tangisan. Namun anggap itu sebuah selingan. Anak-anak memang demikian. 

Masih merengek juga menangis apalagi jika melihat tontonan yang asyik dan menarik. Manajemen waktu dapat menjadi sarana mengendalikan emosi. Jika dilakukan setiap hari, lambat laun anak kan mengerti. 

Anak pun bisa lebih menata hati. Juga dapat berlatih bagaimana menyeimbangkan antara keinginan, kewajiban, juga aturan kesehatan. Selain itu, dengan manajemen waktu anak-anak tetap menyukai permaianan motorik lain sehingga tak terus menerus memiliki keinginan menatap layar laptop dan gawai. Dan yang terpenting tentu saja terpelihara kesehatan mata mereka untuk jangka waktu lama.

Bermain di rumah pohon adalah contoh permainan motorik agar anak tak terus menerus menatap layar laptop dan gawai. Sumber : Dokumen Pribadi.
Bermain di rumah pohon adalah contoh permainan motorik agar anak tak terus menerus menatap layar laptop dan gawai. Sumber : Dokumen Pribadi.

Segala usaha pasti menuai kendala. Tak terkecuali dalam menghadapi sikap anak yang kerap membuat lelah raga. Yakin tak ada usaha yang sia sia. Setiap jejak yang dipijak pasti kan menuai bahagia. Begitu pun dalam menerapkan manajemen waktu untuk anak, meski berat percayalah keberhasilan kan segera dijumpa. Walau mungkin membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama. 

Namun demi kesehatan mata mereka, harus dijaga dan dimulai sekarang juga. Semoga anak-anak bisa belajar bijak, sebab bagaimana pun aturan diterapkan demi kebaikan dan kesehatan. Salam sehat dan bahagia untuk anak-anak di mana pun berada. Sayangi matamu dengan manajemen waktu.

Niek~
Jogjakarta, 5 April 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun