Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Titik Awal Sebuah Kata "Bijaksana"

24 Januari 2019   11:34 Diperbarui: 25 Januari 2019   08:34 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah merupakan awal pertemuan indah dengan berbagai macam ego yang singgah. Dari rumah pulalah seseorang bisa terbentuk dengan berbagai karakter sikap yang berbeda. Berbeda untuk memberikan arti yang sama yaitu satu kata "bijaksana". Begitulah seharusnya.

Mewujudkan rumah sebagai wahana belajar ego ego tuk menjadi bijaksana itu memang tak semudah membalik telapak tangan. Butuh perjuangan. Tanpa boleh ada kata menyerah. Harus kita sadari bahwa ada yang selalu membolak balikkan hati. Ada yang senantiasa mengawasi.

Kita hanya bisa berusaha dengan sebaik-baik hati agar tetap terjaga. Meski dengan keterbatasan yang ada, paling tidak kita gunakan seluruh kemampuan diri kita. Tuk selalu menjaga rumah agar dipenuhi hati hati yang penuh harap. Harap tuk menjadi pribadi yang bijaksana.

Rumah adalah titik awal. Titik dimana sebuah kata "bijaksana" bermula. Bukan sesuatu yang mustahil. Meski sungguh sulit. Dan merupakan hal yang rumit. Namun sebisa mungkin kita harus bangkit. Bangkit menata ego ego yang berbeda, demi terwujud sebuah kata "bijaksana".

Ini kan menjadi modal kelak, ketika ego ego telah tiba saatnya keluar dari rumah. Lalu bergabung, serta bertemu, dan berinteraksi dengan ego ego yang lebih berbeda di luar sana. Jika tlah berpegang pada kata "bijaksana", kiranya dunia kan mampu bernafas lega. Damai pun bisa segera terwujudkan, bukan hanya sebuah impian.

Hanya harap selalu diberi hati yang lapang, agar ego pun terbentang. Dan tak menyerah tertata di dalam rumah. Karena semua berawal dari rumah, berproses serta bercengkerama dengan kelegowoan tanpa ada jeda gundah. Semogalah kita senantiasa bisa mewujudkan asa agar hati tetap terjaga dengan baik dan bersahaja. Tuk mewujudkan satu kata "bijaksana".

Sejujurnya aku pun belum mampu, menata ego dengan sempurna. Keterbatasanku sebagai manusia biasa. Aku pun tak lepas dari ego yang aku punya. Namun, kiranya usaha bisa membangkitkan semangatku. Tuk bisa menata kembali ego yang tersisa.

Meski kerap diselimuti ketidaksempurnaan hati. Semoga bisa terwujud satu kata "bijaksana". Karena satu kata itu berawal dari rumah, mau tak mau, sanggup tak sanggup, kita harus bersama menghampirinya dengan hati bahagia. Semoga kita senantiasa diberi kemudahan tuk menjadi pribadi yang mencapai sebuah kata "bijaksana". Aamiin.

Niek~

Jogjakarta, 24 Januari 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun