Ketika aku bertanya pada diriku, berapa kali aku bersyukur dalam sehari? Apakah aku merasa lelah ketika mengucap syukur? Alhamdulillah, ternyata aku tak lelah, justru aku merasa lebih segar ketika aku berkali-kali mengucap syukur pada-Nya.
Ah tak cukup diucap rupanya. Syukur itu harus pula diimplementasikan. Bagaimana aku bisa melakukannya? Mudah saja. Karena sejatinya Allah tak pernah mempersulit hamba-Nya. Yakin kita pasti bisa melakukan syukur sebanyak-banyaknya.
Allah tak meminta apapun jua dari kita. Hanya rasa syukur sebagai tanda bakti kita pada-Nya. Apakah itu memberatkan? Tentu saja tidak. Justru dengan memperbanyak syukur, maka Allah senantiasa melimpahkan nikmat. Mari bersyukur!
Baca juga : Seberapa Besar Bahagiamu Tergantung dari Seberapa dalam Rasa Syukurmu
Dimulai dari hal yang kecil. Semisal bangun tidur, kita bersyukur karena masih dipertemukan dengan pagi. Pagi dengan segudang motivasi. Merupakan awal hari yang menjadi pijakan tuk menggapai harapan. Alhamdulillah.
Kemudian ketika kita hendak melakukan aktivitas, kita bersyukur karena masih diberi nikmat sehat. Sehingga kita bisa menggerakkan seluruh anggota badan untuk melakukan beragam kegiatan. Alhamdulillah.
Ketika bersilaturahmi dengan kerabat, kita bersyukur karena masih diberi nikmat selamat. Sebab untuk bertemu dengan seseorang terkadang butuh sebuah perjalanan maupun waktu tempuh yang tak singkat. Dengan nikmat selamat kita bisa berjumpa dan saling bersilaturahmi. Alhamdulillah.
Baca juga : Bagaimana Cara Melatih Rasa Syukur?
Dan ketika hendak beristirahat, lalu berjumpa dengan malam yang tergulung kelam. Kita merasakan hawa malam penuh damai dan tentram. Sebab malam adalah waktu dimana kehidupan diistirahatkan sejenak dengan keheningan tanpa ada beban yang menantang. Alhamdulillah.
Tak hanya kemuliaan yang wajib kita syukuri. Terkadang cobaanpun tak boleh kita sesali. Sebab itu juga merupakan bagian dari nikmat. Semisal kita tak diberi cobaan, justru kita merasa takut, takut menjadi kufur, na'udzubillah.
Cobaan merupakan penyeimbang kemuliaan. Dengan dicoba, kita bisa selangkah lebih maju dalam mensyukuri nikmat-Nya. Dengan dicoba pula, kita bisa senantiasa ingat, bahwa hidup itu hanya sesaat. Dan cobaan merupakan gerbang agar kita tak sesat.
Cobaan juga sebagai tanda sayang Allah kepada hamba-Nya. Masya Allah. Meski terasa berat, bersyukur dalam duka itu sangat mulia. Sebab orang yang mampu melakukannya kan menuai pahala yang berlipat ganda. Subhanallah.
Baca juga : Menuangkan Rasa Syukur Jadi Sebuah Karya Tulis
Maka jangan sesali ketika kita sedang diuji. Sebab itu pertanda Allah tak berpaling dari kita, hamba yang berusaha tuk selalu taat dan ingat. Alhamdulillah.
Tak sedikit orang mendapatkan kesempatan disayang Allah dengan kemuliaan. Tak sedikit orang pula diuji dengan cobaan. Allah itu Maha Bijaksana, sangat mengerti kemampuan hamba-Nya. Percayalah!
Maka dari itu sering aku berpesan kepada anak-anakku, "Kalau kalian ingin melihat dunia, lihatlah ke bawah Nak, maka kalian akan senantiasa bersyukur."Â
Karena di bawah sana masih banyak orang yang tak seberuntung kita. Walau kita selalu saja merasa tak sempurna, justru itulah saat kita merasa bahwa syukur adalah hal yang wajib dilakukan.
Selamat beristirahat Sobat, kiranya waktu istirahat adalah waktu yang tepat untuk lebih mensyukuri apa yang telah kita terima hingga saat ini. Semoga kita senantiasa tertuntun menjadi pribadi yang pandai bersyukur. Aamiin.
Semoga bermanfaat. Tetap semangat!
Jogjakarta, 14 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H