Mohon tunggu...
Eka Wahyuning Istiqomah
Eka Wahyuning Istiqomah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Contoh Kasus Dilihat dari Sudut Pandang Liberalisme dan Neo-Liberalisme

26 Oktober 2023   19:25 Diperbarui: 26 Oktober 2023   19:36 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus Pertama
IA-CEPA Pacu kerjasama Ekonomi Indonesia & Australia

Perspektif Liberalime

Dari perspektif liberalisme, IA-CEPA memiliki hubungan liberalisme interdependen karena Indonesia menjalin hubungan erat dengan Australia. IA-CEPA ini memiliki hubungan kerjasama mencakup perdagangan ekspor - impor, ketenagakerjaan, telekomunikasi, investasi, dan perdagangan elektronik. Hubungan kerjasama Indonesia - Australia saling menumbuhkan kepercayaan dengan memiliki potensi pasar yang menguntungkan dalam kedua belah pihak. IA-CEPA menjadi perlindungan dan fasilitas investasi bagi investor dikedua negara, terutama disektor Infrastruktur, energi, pariwisata, dan lain-lain. IA-CEPA juga dapat menjadi jembatan antara Indonesia dan Australia karena saling memanfaatkan keunggulan satu sama lain untuk meningkatkan produktivitas. Contoh : Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk seperti otomotif, tekstil, kayu, karet, elektronik, mesin, makanan, dan minuman serta pengembangan industri kreatif. Sedangkan Australia dapat menanamkan modal diperusahaan Indonesia.

Perspektif Neo-Liberalisme
Dari perspektif neo-liberalisme, IA-CEPA ini tidak memiliki banyak aturan, akan tetapi adanya perjanjian di bidang ekonomi (economic powerhouse) yang telah ditandatangani pada Maret 2019 dan telah melalui proses ratifikasi yang ditindaklanjuti dengan penerbitan UU No. 1 Tahun 2020 tentang Pengesahan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Australia

Kasus 2
Seluruh Utang Dilunasi, IMF Tak Bisa Intervensi Indonesia

Perspektif Liberalisme
Dari perspektif liberalisme, pelunasan utang Indonesia ke IMF merupakan hal yang positif. Hal ini karena utang dapat menjadi beban bagi perekonomian suatu negara. Utang yang terlalu besar dapat menyebabkan negara tersebut menjadi bergantung pada pihak pemberi utang, sehingga dapat menghambat kebebasan dan kemandirian negara tersebut dalam menentukan kebijakan ekonominya.

Perspektif Neo-Liberalisme
Dari perspektif neo-liberalisme, Neo-liberalisme adalah aliran pemikiran ekonomi yang menekankan pentingnya pasar bebas dan perdagangan bebas. Dari perspektif neo-liberalisme, pelunasan utang Indonesia ke IMF merupakan hal yang penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Utang ke IMF dapat menghambat pertumbuhan ekonomi karena membebani anggaran pemerintah, mengurangi ruang fiskal untuk investasi, dan dan dapat menerapkan kebijakan ekonomi yang lebih sesuai dengan kondisinya sendiri. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun