Mohon tunggu...
Ungu Bodoh
Ungu Bodoh Mohon Tunggu... -

Kata-kata lugu tak beraturan seperti anak kecil yang tak tahu dosa atau pura-pura tak tahu adalah kata-kata "dalam hati" Aku bodoh... Aku Berkarya...dan Aku menulis apapun yg aku suka.. Aku Ungu...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ini Aku

5 Juni 2010   14:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:43 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini Aku.

Aku disini.

Hei,jangan lihat kesana.Kembalilah melihat kesini.

Lihat Aku.

Hanya Aku.

Tidakkah kau tau.

Aku sudah menenggelamkan maluku.

Aku sudah mengubur dalam-dalam kesalahanmu.

Aku sudah menginjak-injak rasa benciku.

Tidakkah kau menunggu saat ini? Saat Aku kembali padamu?

Hei,lihatlah kemari.Jangan kau tengok sosok lain selain Aku.

Aku di bakar api cemburu.

Tidakkah kau lihat tubuhku sudah hampir menjadi abu?

Hei Kamu.

Lihatlah.

Aku sudah bisa merasakan lembeknya tanah dikakiku. Itu semua genangan air mataku.

Tunggu katamu.

Tunggu sampai aku menikah? Tunggu sampai aku punya anak? Tunggu sampai kapan?

Mimpi katamu.

Mimpi itu sebentar lagi akan musnah sayang.

Kamu yang berharap,Kamu juga yang menghancurkan.

Dendam kah Kamu dengan Aku?

Atau rasa itu memang sudah terbang terbawa angin?

Kalau memang ingin Aku mati perlahan,begini saja sudah lebih dari cukup.

Oh! Bukan tubuhku yang akan mati sayang.

Tetapi isinya saja.

Kamu tetap akan melihat tubuhku berjalan dan bernafas.

Tetapi Kamu tidak akan merasakan kehidupan di bola mataku.

Kamu.

Lihatlah kesini.

Tinggal sedikit lagi.

Waktunya sudah hampir habis.

Ayo sini.

Masih ada jalan kecil menuju mimpi.

Sebelum pintunya tertutup rapat.

Hey Kamu..

Ayo lihat kesini.

-UnguBodoh-

-fiksi yang di ambil dari hati-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun