Ini Aku.
Aku disini.
Hei,jangan lihat kesana.Kembalilah melihat kesini.
Lihat Aku.
Hanya Aku.
Tidakkah kau tau.
Aku sudah menenggelamkan maluku.
Aku sudah mengubur dalam-dalam kesalahanmu.
Aku sudah menginjak-injak rasa benciku.
Tidakkah kau menunggu saat ini? Saat Aku kembali padamu?
Hei,lihatlah kemari.Jangan kau tengok sosok lain selain Aku.
Aku di bakar api cemburu.
Tidakkah kau lihat tubuhku sudah hampir menjadi abu?
Hei Kamu.
Lihatlah.
Aku sudah bisa merasakan lembeknya tanah dikakiku. Itu semua genangan air mataku.
Tunggu katamu.
Tunggu sampai aku menikah? Tunggu sampai aku punya anak? Tunggu sampai kapan?
Mimpi katamu.
Mimpi itu sebentar lagi akan musnah sayang.
Kamu yang berharap,Kamu juga yang menghancurkan.
Dendam kah Kamu dengan Aku?
Atau rasa itu memang sudah terbang terbawa angin?
Kalau memang ingin Aku mati perlahan,begini saja sudah lebih dari cukup.
Oh! Bukan tubuhku yang akan mati sayang.
Tetapi isinya saja.
Kamu tetap akan melihat tubuhku berjalan dan bernafas.
Tetapi Kamu tidak akan merasakan kehidupan di bola mataku.
Kamu.
Lihatlah kesini.
Tinggal sedikit lagi.
Waktunya sudah hampir habis.
Ayo sini.
Masih ada jalan kecil menuju mimpi.
Sebelum pintunya tertutup rapat.
Hey Kamu..
Ayo lihat kesini.
-UnguBodoh-
-fiksi yang di ambil dari hati-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H