Mohon tunggu...
Ungu Bodoh
Ungu Bodoh Mohon Tunggu... -

Kata-kata lugu tak beraturan seperti anak kecil yang tak tahu dosa atau pura-pura tak tahu adalah kata-kata "dalam hati" Aku bodoh... Aku Berkarya...dan Aku menulis apapun yg aku suka.. Aku Ungu...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Joko dan Ice Cream

13 Mei 2010   22:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:13 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi tadi aku membaca cerita entah hanya fiksi belaka ataukah nyata.  Cerita ini bercerita mengenai seorang anak kecil berpakaian lusuh,layaknya anak jalanan yang sedang ingin membeli ice cream katakanlah di Mall yang sangat besar dan mewah. Bilang saja namanya Joko.

Joko yang saat itu sangat dekil datang menghampiri sang pelayan cafe. Dengan pandangan sinis sang pelayan bertanya ingin memesan apa. Dengan wajah lugunya,Joko melihat-lihat ke dalam kulkas etalase yang berisi bermacam-macam ice cream dengan berbagai rasa. Saat tangan Joko menyentuh kaca etalase,

"Hei! jangan pegang-pegang kaca! nanti kotor!" Teriak sang pelayan dengan nada tinggi.

Joko buru-buru melepaskan tangannya dari kaca etalase dan meminta maaf. Dan ia pun kembali melihat-lihat untuk menentukan pilihannya.

"Mas,aku ingin Sundae. Harganya berapa?", tanya Joko dengan riang.

"5000 rupiah." Jawab sang pelayan dengan nada sinis.

Joko pun menghitung uang recehannya perlahan-lahan. Maklum,ia mengamen seharian demi membeli sebuah ice cream yang sudah di idam-idamkan dari sebulan yang lalu. Sang pelayan menyuruh Joko untuk cepat karena deretan antrian di belakang Joko sudah padat dengan pembeli.

"Kalau yang Cone berapa mas?" Tanya anak laki-laki bermata besar itu.

"3500 rupiah,dan tolong cepat karena di belakangmu antrian sudah seperti kereta anak kecil" Jawab pelayan yang lagi-lagi menggunakan nada sinis.

"Aku ingin Ice cream Cone saja."

"Baiklah,kau duduk dulu,nanti akan kuantar setelah selesai melayani pembeli-pembeli yang ada di belakangmu"

Joko pun mencari tempat untuk duduk dan menunggu dengan manisnya.Selang 30 menit akhirya ice cream itu tiba juga di tangan Joko. Joko yang memang sudah haus dengan segera melahap ice cream itu sampai habis. Setelah selesai,ia langsung meninggalkan tempat itu dengan perasaan senang.

Sang pelayan yang sedari tadi melihat gerak-gerik joko,langsung mendatangi meja yang tadi disinggahi oleh Joko dengan maksud membersihkan dari kotoran yang dibuat oleh anak kecil tadi. Bukan tumpahan ice cream yang ia temui,tetapi 10 tumpuk uang logam seratusan,dan 1 koin lima ratus yang tersusun rapi disamping tisyue ice cream yang tak terpakai.

Sang pelayan sangat malu pada dirinya sendiri. Sebenarnya Joko mampu membeli Sundae. Tetapi pada akhirya ia membeli Cone karena ingin memberi tips atau uang lelah pada sang pelayan.

Cerita ini bisa dibilang sangat ringan. Tapi artinya sungguh begitu dalam. Bagi yang kebetulan bekerja sebagai entah pelayan,dokter,resepsionis,atau apapun yang membaca ini. Tolong resapi. Sang pelayan adalah contoh yang mutlak keterlaluannya.Dan Joko adalah contoh yang mutlak kebesaran hatinya. Jangan memandang rendah orang lain karena penampilan luarnya saja. Belum tentu hati kita lebih bersih dari pada mereka.

Untuk "Joko" yang ntah memang ada atau hanya fiktif... aku penggemar terbesarmu sekarang. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun