Joko pun mencari tempat untuk duduk dan menunggu dengan manisnya.Selang 30 menit akhirya ice cream itu tiba juga di tangan Joko. Joko yang memang sudah haus dengan segera melahap ice cream itu sampai habis. Setelah selesai,ia langsung meninggalkan tempat itu dengan perasaan senang.
Sang pelayan yang sedari tadi melihat gerak-gerik joko,langsung mendatangi meja yang tadi disinggahi oleh Joko dengan maksud membersihkan dari kotoran yang dibuat oleh anak kecil tadi. Bukan tumpahan ice cream yang ia temui,tetapi 10 tumpuk uang logam seratusan,dan 1 koin lima ratus yang tersusun rapi disamping tisyue ice cream yang tak terpakai.
Sang pelayan sangat malu pada dirinya sendiri. Sebenarnya Joko mampu membeli Sundae. Tetapi pada akhirya ia membeli Cone karena ingin memberi tips atau uang lelah pada sang pelayan.
Cerita ini bisa dibilang sangat ringan. Tapi artinya sungguh begitu dalam. Bagi yang kebetulan bekerja sebagai entah pelayan,dokter,resepsionis,atau apapun yang membaca ini. Tolong resapi. Sang pelayan adalah contoh yang mutlak keterlaluannya.Dan Joko adalah contoh yang mutlak kebesaran hatinya. Jangan memandang rendah orang lain karena penampilan luarnya saja. Belum tentu hati kita lebih bersih dari pada mereka.
Untuk "Joko" yang ntah memang ada atau hanya fiktif... aku penggemar terbesarmu sekarang. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H