Sebaliknya, kaum wanita pun kini lebih terbuka, lebih berani dan lebih berwawasan, sehingga tak perlu risi lagi jika mereka berjalan bergandengan tangan di malll-mall, di salon-salon kecantikan, dan sembari bergandengan tangan, berpelukan, mereka memasuki kamar-kamar hotel untuk short time, long time atau long shoot, entahlah.
Inikah yang disebut jaman keterbukaan, hingga laki perempuan sama semangatnya membuka pakaian mereka?
Jaman emansipasi, persamaan gender, sehingga laki perempuan sama-sama turun ke jalan mencari pasangan semalam?
Jaman persamaan hak, take and give, tak boleh ada paksaan, yang penting kedua-duanya senang. Yang satu senang terlampiaskan hasrat nafsunya, yang satu lagi merasaq senang karena terpenuhi keinginannya, baik berupa uang maupun barang hedonis semata.
Kata siapa prostitusi adalah pemerkosaan terselubung jika pelakunya dengan sadar diri, niat dan kemantapan hati melakukan itu untuk memenuhi keinginannya sendiri ataupun kebahagiaan keluarganya di rumah. Siapa tahu mereka juga ikut menikmati dengan sangat ketika transaksi itu sedang mereka jalankan. Sudah enak, nikmat, dibayar pula, siapa yang mau menolaknya? Demikian kata para setan marakahyangan di telinga mereka.
Jangan menikah karena itu akan mengikatmu, memenjarakan kebebasan hidupmu selamanya, hingga kau mati nanti.
Tapi, dengar-dengar, kabarnya kaum wanita jauh lebih banyak dari lelakinya? Jangan kuatir, bila sulit menemukan calon suami yang cocok, toh kaum perempuan kini bisa mendapatkan apa yang bisa diberikan lelaki dari jalanan kapan saja kita mau.
Eh, kamu jangan mau di poligami ya? karena itu merupakan pelecehan seksual kaum lelaki kepada wanita, itu penindasan kepada kaum perempuan. Dari pada jadi istri ke sekian, lebih baik membujang, toh lelaki bisa didapatkan kapan saja dan dimana saja, di jalanan juga banyak.
Lalu, dimanakah kini ajaran-ajaran agama itu berada?
Tenang, mereka semua masih tetap memilikinya, hanya saja, sementara ini mereka simpan baik-baik dan rapat di pojok-pojok nan gelap rumah hati mereka.
Mengutip lirik lagu Ebiet G Ade, "Ini dosa siapa? salah siapa? jawabannya ada di relung hati kita..."