Kedua, keragaman konten merupakan dampak yang juga perlu menjadi perhatian. Sebab, pertama, dengan adanya banyak pilihan konten, maka ketersediaan konten lokal juga dapat meningkat. Ragam isi siaran TV digital akan lebih kompetitif, dan ruang kompetisi dan ajang inovasi konten kreatif dapat terbuka lebar.
Saat ini, banyaknya masyarakat menonton siaran streaming dengan pola berlangganan (subscription) di televisi menjadi salah satu cara untuk diversifikasi konten yang dilakukan swadaya. Dengan beralihnya ke siaran TV digital, maka daya tampuang siaran dalam satu kanal bertambah. Dengan demikian, televisi dapat menjadi media yang ramah konten pengguna dan kolaboratif.
Ketiga, adanya kebutuhan akan konten yang berkualitas, sesungguhnya bukan akan dimulai kemudian, tapi sejak beberapa tahun terakhir sudah menjadi perkembangan yang signifikan. Dimana konten-konten besutan khalayak dapat bersaing dengan konten-konten perusahaan rumah produksi besar dan jejaring televisi swasta.
Saat ini, ketika tv digital masih mendominasi, produksi konten yang dilakukan oleh anak-anak muda mendapatkan tempat di kanal-kanal platform global seperti Youtube , Tiktok dan jejaring media sosial, atau media warga.
Kebutuhan konten penyiaran dengan produksi minim namun hasil yang berkualitas, telah ditunjukkan milenials dengan ponsel pintarnya, untuk video-video inovatif berdurasi pendek, maupun videografis singkat yang mampu menarik hari generasi muda.
Keberadaan platform tv digital sebagai saluran media konten mereka akan menjadi salah satu peluang pekerja kreatif dan penikmat siaran untuk alternatif tayangan-tayangan yang berkualitas, tidak hanya mampu didapatkan dari layanan berlangganan pada penyedia layanan streaming konten. Dan tayangan-tayangan ini akan dapat diproduksi secara lokal oleh masyarakat lokal yang memerlukan tayangan dengan konteks lokal yang kental.
Keahlian vokasi dan peluang konten TV digital
Keahlian dalam memproduksi konten, kemudian akan semakin diperlukan. Produksi konten merupakan salah satu keahlian vokasional yang bersifat praktis, yang dapat dilakukan dengan adanya arahan akademik, apabila ingin menjadikan generasi muda menjadi ahli di bidangnya.
Tentu, adanya lembaga-lembaga pelatihan terkait, berkontribusi dalam kerjasama keahlian dengan adanya program sertifikasi yang menunjang ijazah diploma dan sarjana sains terapan di pendidikan vokasi.
Pelatihan terkait jalur profesi kejuruan memang diperlukan. Apalagi, bukan hanya sekadar tren apabila disebut anak-anak jaman sekarang lebih tertarik menjadi seorang Youtuber, tiktoker atau kreator konten ketimbang menjawab menjadi polisi, pilot atau dokter.