Sinyal TV analog ditransimisikan mirip dengan sinyal radio sehingga rentan gangguan (noise dan intereference) tergantung jarak dan lokasi geografis TV yang ada dirumah dalam menerima sinyal. Juga resolusi dan kualitas gambar juga terbatas.
Mungkin cerita mengenai bagaimana kita waktu kecil harus memegang dan mengarahkan antena agar masyarakat dapat ramai-ramai menonton siaran langsung final sepak bola atau bulu tangkis di kelurahan tidak akan terjadi lagi.
Kedua, banyaknya program siaran yang berkualitas karena adanya keterbukaan kompetisi dan saat ini, sudah 40 (empat puluh) lembaga penyiaran yang sudah mengantongi ijin siar. Dalam kaitan dengan hal tersebut, maka kreator konten pun mendapatkan tempat dan peluang bekerja di bidang penyiaran digital yang disuka anak muda juga terbuka lebar.
Ketiga, efisiensi biaya karena dengan sistem FTA (Free to Air) maka masyarakat tidak perlu lagi membayar subscription (langganan) atau streaming dari koneksi internet untuk menikmati tayangan alternatif yang berkualitas.
Walaupun terdapat tantangan tersendiri misalnya diperlukan set top box secara massal untuk pemilik TV lama agar dapat menikmati tayangan TV digital, niscaya pemerintah daerah sudah mampu bersinergi dalam hal pemenuhan alat set top box utamanya untuk masyarakat miskin. Â
Sedangkan bagi masyarakat umum, biasanya TV datar dengan dukungan digital seperti "smart tv" sudah dapat otomatis menerima layanan TV digital, namun ada baiknya mengecek karena tidak semua TV layar datar memenuhi persyaratan menangkap TV digital, untuk itu, konverter seperti set top box akan diperlukan. Biasanya, pencarian siaran TV digital melalui "fine tuning" yang menawarkan opsi mencari siaran TV analog atau TV digital.
Konten kreator dan TV Digital
Jika demikian, pertanyaannya, peluang apa yang bisa diambil dengan dimulainya program migrasi dari TV analog ke TV digital di Indonesia? Salah satu yang penting selain adanya kualitas gambar yang baik, adalah peluang masa depan televisi dan peluang pengisian konten yang beragam dan inovatif.
Pertama, menurut prediksi ke depan, televisi akan menambahkan lebih banyak fungsi, seperti layar sentuh, koneksi ke Internet, berfungsi sebagai komputer, dan juga kontrol jarak jauh. Ini artinya TV akan bekerja sebagai teknologi cerdas (smart technology) yang memadukan fungsi perangkat seluler, komputer, dan  bahkan "small robot".
Meskipun mediamorfosis pertelevisian tradisional dipengaruhi oleh media baru seperti media sosial yang muncul, televisi akan tetap melanjutkan revolusinya dan menjadi bagian dari perkembangan tersebut. Ini penting untuk melihat televisi di masa depan dan sebagai peluang yang tetap menjanjikan.