Tak ada biaya-biaya tersembunyi, mark-up dan sejenisnya, semua efisien karena semua bergerak tanpa pamrih, gotong royong sebagai salah satu karakter bangsa sejak jaman Nusantara.
Bayangkan, betapa mudah mencari orang miskin dan membuatnya kaya. Betapa mudah mencari pendonor, pengajar dan pelaku kesejahteraan sosial.
Kalau sudah kesejahteraan itu nampak di depan mata, niscaya, mimpi bangsa yang besar akan pula terlihat dan itu semua berkat kita, gotong royong kerelawanan disela waktu sibuk mengejar materi, juga membagi kebahagiaan dan kesempatan bagi yang lain.
Saya percaya itu, bahwa apapun yang kita lakukan akan berdampak seperti kepakan sayap kupu-kupu di satu belahan bumi yang menjadi angin ribut di belahan bumi lain. Saya juga percaya, sebagai seorang Muslim, soal "sampaikan walaupun hanya satu ayat".
Karenanya jangan ragu menjadi relawan, karena dengan itu, relung jiwa kita terisi, tidak hampa dan hanya bersumpah serapah mengutuk keadaan. Relawan adalah mereka yang menyalakan lilin-lilin kecil di setiap sudut kehidupan yang tak terjamah.
Kata para ahli, inilah kapital sosial, sumber daya yang berdaya ledak tinggi ketika dia tebal. Sesederhana itu, kerelawanan menjadi basis bagaimana kita bersama-sama gotong royong entaskan kemiskinan, tingkatkan taraf kehidupan sosial ekonomi bersama-sama.
Indonesia, saya yakin, adalah negara itu.
Muluk? Tidak. Mimpi ini bukan tak mungkin, kalau semua pihak mencari-cari bagaimana waktu luang berleha-leha dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk sesama. Kecil saja, tapi bermakna bagi mereka yang kita bantu. Kalau semua berbuat kecil, tapi nyata, maka akan menjadi maha-mega dampaknya. Menjadi gerakan sosial yang masif sistematis dan berdampak jangka panjang yang menguntungkan semua.
Sudahkah Anda menjadi bagian kapital sosial dan mewujudkannya dalam kerelawanan? Saya mencobanya, dan tak peduli dampaknya, karena pasti, dia berdampak untuk masyarakat luas, untuk bangsa jika kita bersama-sama.