Terlalu Muluk? Tidak. Sebaliknya, sesederhana itu. Kerelawanan.
Rela artinya Ikhlas. Ketika ke-ikhlasan membantu sudah menjadi sistem yang membumi dan dikerjakan oleh semua orang Indonesia, maka saya rasa, tak ada lagi lagu Ebiet G Ade soal “tuhan marah” apabila ada bencana alam di Indonesia dan stasiun televisi menayangkan wajah sedih disela reruntuhan dan nomor rekening bantuan yang berbaris di bagian bawah layar.
Tak ada sinetron ketika relawan menjadi pekerjaan semua orang. Karena drama kehidupan dengan cepat tertuntaskan karena kerja cepat relawan, menembus batas-batas birokrasi, finansial dan cita-cita yang tak kunjung diwujudkan, sebatas kertas dan tandatangan kuantitas.
Saya tak muluk-muluk, kerelawanan sudah menjadi hal yang keren di dunia luar sana. Negara maju sangat highly appreciate semua yang merupakan “anggota relawan” dari organisasi-organisasi kerelawanan. Ada masa depan, karier, asuransi, tunjangan, dan teman-teman berbagi.
Mereka yang karyawan kantor, PNS, guru, wirausaha, mahasiswa dan pelajar, semua bisa jadi relawan. Semua akan terbantu.
Jika pekerjaan menyita waktu 50%, keluarga 30% maka kerelawanan harus 20%. Jika demikian, niscaya negeri ini bangkit, maju tanpa banyak permainan kolusi dan korupsi dalam segala hal. Kerelawanan membuat semua efektif dan efisien. Kerelawanan membuat waktu luang menjadi berharga dan kegiatan menjadi sumbangsih penting untuk solusi masalah bangsa yang multidimensi.
Relawan Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) yuk sebarkan virus penggunaan TIK yang sehat dan aman, juga cerdas kreatif dan produktif, sehingga kita tak konsumtif dan menjadi konsumen semata dari produk-produk luar negeri.
Relawan kemanusiaan, mari luangkan waktu untuk sesama, menjaga bumi tercinta.