Produk-produk CommLife mencerminkan upaya itu. Karena masih jelas momen Nangkring bersama Commlife, maka saya dapat berkomunikasi soal asuransi pendidikan terbaik dari Commlife karena Pak Edi membuka cerita soal pendidikan anaknya, dan tabungan hari tua yang tentu bermanfaat, ketika Pak Edi sudah “berhasil” menyelesaikan salah satu misi-nya, menyekolahkan anak sulungnya ke SMK.
Pak Edi saat itu komplit dengan istrinya dan Salwa, anak bungsunya yang juga menjadi nama Warkop ini. Warkop Salwa namanya. Anak pertamanya, Salma, yang akan ke SMP. Tempo hari, pak Edi memang sempat tanya-tanya kepada saya soal Laptop dan Handphone. Anaknya perlu katanya.
Wah, jaman memang sudah berputar begitu cepat, anak SMP sudah memerlukan laptop dan handphone. Memang memusingkan, kata pak Edi. Tapi karena alasannya menunjang kegiatan sekolah, beliau berpikir keras untuk membeli.
Sambil berpikir, mungkin benar, tugas-tugas akan lebih hemat dibanding ke Rental. Apalagi, anak sekolah sekarang sudah gila-gilaan tugas mandirinya. Saya sarankan cicil di Plaza Jambu Dua, Bogor, banyak laptop yang bisa dicicil atau beli seken.
Disitu saya nyambung dengan soal cicilan. Kalau laptop, beliau bilang, jelas barangnya dipakai. "Kalau asuransi, kayaknya belum dulu, karena kalau ngga kepake uangnya hilang". Padahal, kita ngga mau sakit dan memanfaatkan uang tersebut.
Ada benernya, saya bilang. Makanya sekarang sudah modern, sama kayak laptop untuk anak SMP. Sudah bukan jamannya asuransi itu hanya proteksi diri. Tapi sudah lebih luas, untuk investasi.
Nah, mendengar kata investasi, dia “nyambung”.
Bercelotehlah soal tawaran investasi dari salah seorang pelanggan Warkop. Ya, ngga hanya tukang ojek pangkalan dan mahasiswa pengangguran terselubung seperti saya yang suka nongkrong di Warkop Salwa.Sales dan part-timer banyak. Masih golongan wong cilik pastinya.
Jadi saya sergah, "hmm, hati-hati pak". Karena biasanya yang nawarin investasi mungkin ngga tau persis soal investasi itu. Hanya dapat komisi, dan kalau kita rugi, tak bakal tanggung jawab, fokusnya mengejar komisi untuk diri sendiri.
Pak Edi memperhatikan, sambil melayani seorang pelanggan Warkop yang nge-bungkus gorengan tahu dan bakwan untuk dibawa pulang. Anak kost-kostan kampus sebelah sepertinya. Saya lanjutkan saja informasi yang saya dapatkan baru saja dari Nangkring Commlife.