PLN, seperti apa?
Listrik Pintar. PLN sebagai organisasi, tak akan maju tanpa SDM yang menyokongnya. Tak hanya petugas, namun juga semua lapisan masyarakat.
Disebut pintar karena melibatkan kita semua untuk mengaturnya. Perilaku kita yang kita atur sendiri, bagaimana memanfaatkan energi.
Kartini memanfaatkan energi untuk menulis. Baik energi fisik dirinya maupun energi dalam arti sumberdaya lainnya seperti penerangan.
Sekarang, dengan program Listrik Pintar, atau yang disebut Listrik prabayar, kini masyarakat bisa mengelola sendiri bagaimana perilaku penggunaan listrik. Untuk menghemat, banyak cara dan pilihan untuk pemakai.
Dengan listrik "token" yang sudah pula pembeliannya tersebar di banyak retail sepeti minimarket, bank, pos dan seterusnya, memberikan kebebasan konsumen, masyarakat itu sendiri untuk melakukan hal yang mereka inginkan dengan listrik.
Jadi, masyarakat dididik "Cerdas" memanfaatkan energi. Pintar, istilah listrik PLN nya. Karena pra-bayar. Hingga tahun 2012, pengguna listrik prabayar di Indonesia mencapai 5 juta orang di seluruh Indonesia. Walapun coverage masih sebatas Jawa Bali dan NTT, NTB serta Sumatera, jumlahnya niscaya akan bertambah, karena dengan pendidikan, kita makin pintar. Makin cerdas mengelola kebutuhan.
Benang Merah : Filosofi mendasari Aksi Pintar
Mari, kita resapi kembali filosofi “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Jangan terjebak pada hal-hal remeh dan teknis. Berikan waktu, ruang dan kesempatan semua pihak untuk “menerangi diri sendiri” dan bagi PLN, menerangi kehidupan kita.
Listrik, merupakan sarana mendasar dan fundamental untuk kehidupan. Tak akan ada invensi, inovasi dan beragam layanan digital tanpanya. PLN, adalah penyambung urat nadi kehidupan, listrik.