Sebuah Awal
Buku ini menjelajah, membelah nusantara hingga menemui pendambanya, anak-anak katulistiwa di perbatasan Indonesia Malaysia. Negeri serumpun yang dipisahkan sejarah, yang pernah pula dipersatukan sejarah di centenial sebelumnya.
Kisah yang saya tuliskan adalah reportase kami, tim Buddy (Benny, Unggul dan Dudi) Kompasianers yang mencoba melakukan beberapa hal untuk kita semua. Menjajal ketangguhan Mobil baru Datsun Go+ Panca yang mencoba menjejak menjadi legenda baru tanah air sejak diperkenalkan (kembali) 2013 silam. Juga, membawa dunia kepada anak-anak yang entah kapan kami temui, karena kami hanya berharap untuk bertemu mereka di perbatasan, minimal di Provinsi terluar Indonesia yang berbatasan dengan Sabah dan Sarawak.
Ya, cerita ini bukan cerita kami saja, tapi juga cerita buku-buku untuk mereka.
Â
Â
Sungguh, terimakasih kami kepada Datsun dan Kompasiana yang memberikan kesempatan ini. Kami mengenal melalui media sosial, dengan hobi blogging yang sama. Adanya Datsun Risers Expedition (DRE) ini menyatukan kami untuk mendaftar. Sampai dua kali malah, karena sudah tanggung niat, di etape sebelumnya belum rejeki. Karena dibuka terus kesempatan hingga etape sebelumnya selesai, saya mewakili tim daftar ulang. Tak lupa memberi alasan yang logis mengapa kami perlu dipilih.
Nah, Kami juga ternyata berlatar belakang sama. Bapak-bapak dengan anak. Mungkin saya yang termuda, putri saya Jessica, berumur 6 tahun di bulan Januari ini. Dudi dan Benny, sudah senior dengan anak yang sudah "abege".
Kamu bermufakat, ingin berbagi buku. Kami lanjutkan dengan mengumpulkannya. Selain itu, kami juga berasal dari pasundan. Paling tidak, kang benny dan kang dudi. Saya putra Palembang, di tepian sungai Musi, sumatera selatan yang berkarakter budaya sungai seperti di Kalimantan. Namun saya sudah jadi wargi bogor sadayana hehe.. katepe sudah bogor, putri lahir di bogor.
Jadi, kami sudah bersepakat, mengenakan ikat kepala Sunda sebagai simbol perjalanan kami dari Pasundan menuju tanah lain di seberang, sesama bangsa baru yang membentuk komunitas bernama Indonesia, seperti kata Ben Anderson. Dan kami bermufakat baik, jika ada istilah ilmu politik lainnya "permufakatan jahat" maka kami permufakatan baik ya hehe.
Catatan Pertama
Dari hari pertama ini, 26 Januari 2016, buku itu berada di bagasi pesawat menuju Bandara Supadio, Pontianak, ibukota Kalimantan Barat. Untuk berkelana di dalam mobil Datsun Go+ Panca kami menuju berbagai anak yang kami rindukan. Anak-anak yang juga kami punyai dirumah, yang kami tinggalkan untuk sementara menemui anak kami yang lain.
Pesawat Garuda yang kami tumpangi mendarat dengan mulus pada pukul 10 WIB lebih sedikit. Tak ada perbedaan dengan WIB di Jakarta.
Deretan mobil DAT, Durable, Attractive dan Trustworthy bernama Datsun Panca berjejer di depan bandara. Langsung kami kendarai. Kebetulan, kami berada pada Mobil Riser 1. Tepat di belakang Mobil Road Captain (RC) Navarra yang gagah.
Perjalanan jendela dunia ini kami hentikan di beberapa titik, yaitu  pertama, langsung menuju Tugu Katulistiwa. Tugu ini menandai bahwa Pontianak tepat digaris katulistiwa yang dibangun sejak 1928. Karena posisi strategis inilah, persis di titik ini, garis katulistiwa yang membelah dunia menjadi dua terletak.
Menurut guide di Tugu, Pontianak istimewa, karena satu-satunya yang dilalui garis katulistiwa tepat di tengah perkotaan. Bukan di danau, laut, dan hutan. Sebuah ikon yang tak terbantahkan dari negeri Sultan ini. Bahkan, karena keistimewaan garis ini di bumi, telur pun tegak di titik ini. Wow.
Secara resmi, dari Kantor Nissan Datsun ini kami resmi berangkat sebagai Datsun Risers Expedition Etape III Jelajah Kalbar hingga ke perbatasan di Entikong.
Â
Namun demikian, buku-buku ini belum ke mereka, anak-anak itu. Masih tertata di row 3, ketika kami meneruskan perjalanan ke Masjid Sultan Syarif dan Keraton Kadriah yang merupakan istana kesultanan pontianak di masa lampau. Hingga hari ini, aktivitas di komplek keraton dan rumah-rumahnya merupakan keturunan dari sultan.
Anak-anak, sudah kami temui, bermain di sepanjang Kapuas, sungai panjang yang persis di depan Masjid. Gema Adzan Ashar mengumandang ketika kami tiba. Karena sudah dijamak di kantor Nissan Datsun, maka kami, tim Buddy hunting foto keindahan tepian kapuas, keraton, dan masjid.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H