Pada tahun 2016 nanti, Direktorat Jenderal Perumahan, sebagai salah satu dari empat prioritas Kementerian PUPR akan terus melanjutkan pembangunan program sejuta rumah. Sebagaimana dilansir Kompas, proyeknya antara lain pembangunan 11.642 unit rumah susun, 6.350 unit rumah khusus, dan peningkatan kualitas rumah swadaya sebanyak 94.000 unit. Berikutnya, pembangunan 1.000 unit rumah swadaya baru, dan memberikan bantuan PSU untuk perumahan umum sebanyak 42.000 unit.
Hingga hari ini, Kementerian PUPR mencatat sudah ada 667.668 unit rumah dibangun dalam program sejuta rumah. Info paling penting, total untuk pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 429.875 unit dan perumahan untuk non-MBR 237.793 unit
Bukan itu saja, Kementerian lain misalnya Kementerian Keuangan pun mendukung peningkatan kualitas kehidupan masyarakat melalui program Sejuta Rumah ini. Ya, hibah tanah kementerian keuangan menawarkan 21 bidang tanah seluas 381 hektare. Ini lahan yang sudah free and clear dan sebenarnya masih banyak, tapi yang sudah siap baru itu. Hebat ya kerjasama dalam upaya peningkatan kualitas kehidupan.
Nah, selain memiliki prioritas pada tahun 2016 salah satunya di Ditjen Perumahan, Balitbang PU memiliki banyak inovasi teknologi yang luar biasa. Hal ini tentu berjalan sinergis dan paralel dengan program Kementerian PUPR.
Puslitbang Permukiman (Puskim) misalnya, melakukan terobosan luar bisa dalam teknologi terapan permukiman, khususnya Rumah Susun (Rusun). Rusun merupakan solusi untuk permukiman rakyat dari pemerintah, agar tak terjadi karut-marut masalah tempat tinggal sebagai hak setiap warga negara dan aspek sosial ekonomi lainnya. Jenis-jenis inovasi terapan ini selain terkait dengan Rumah Susun, juga dalam bentuk “Rumah Deret” dan “Rumah Tunggal”. Produk unggulan dari Puslitbang Permukiman antara lain :
(1) Rusun sederhana yang terbuat dari kayu olahan, yang merupakan teknologi yang cerdas untuk daerah rawan gempa digunakan melalui bahan komponen struktural pada konstruksi bangunan tiga lantai rusun. Teknologi kayu tersebut adalah kayu olahan LVL (Laminated Veneer Lumber) dan Glulam dimana LVL diperoleh dengan merekatkan veneer dalam arah sejajar.
(2) Rusun C-Plus. Rusun jenis ini adalah bangunan bertingkat dengan kolam berbentuk “Plus” (tambah). Dimana sambungan balok kolom pada bangunan ini menggunakan kombinasi sambungan mekanis berupa plat baja dengan mur dan baut serta grouting dengan semen non-shrinkage. Rusun ini akan andal terhadap beban gempa, dengan waktu pengerjaan yang relatif singkat, plus biaya konstruksi yang murah. Dari sisi kesehatan pun, C-Plus sangat baik karena bentuk “tambah” ini akan menghasilkan pencahayaan dan sirkulasi udara yang lebih baik.
(3) Rusun dengan sistem Pracetak BOX (kotak) berbahan beton bertulang dengan kombinasi rangka baja siku sebagai elemen struktural terhadap beban tarik. Selain itu juga diterapkan teknologi N-Panel System yang mana bangunan dikonstruksi dengan empat panel dinding berbentuk N yang disambungkan dengan sistem kombinasi sambungan basah (wet joint) dan sambungan kering (dry joint).
(4) Secara praktik, tiga jenis inovasi permukiman diatas, Rumah Susun Sederhana (Rusuna) bisa kita lihat sudah dibangun di Cigugur-Cimahi, Jawa Barat.