Rumah (dan) Masa Depan Indonesia
Sebuah studi independen dari McKinsey Global Institute, dari publikasi mereka “Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential” (Mc Kinsey Global Institute, 2012) Indonesia saat ini berada dalam urutan ke-16 negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Sebanyak 55 juta penduduk terlatih (skilled workers) yang akan berubah sebanyak 113 juta pada tahun 2030. Memicu peringkat Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar nomor 7 dunia!
Sejalan dengan prediksi tersebut, Boston Consulting Group (BCG) dalam publikasi Rastogi, et.al, 2013 juga memproyeksikan cepatnya pertumbuhan penduduk Indonesia yang masuk kategori Middle Class and Affluent Consumers (MAC) alias penduduk “kelas menengah” yang memiliki daya beli mapan. Diperkirakan BCG, populasi ini pada tahun 2020 akan tumbuh di atas 90% (141 juta orang) jika dibandingkan dengan tahun 2012 (72 juta orang).
Artinya, diperlukan peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan yang tepat agar 113 juta penduduk alias SDM Indonesia dapat terlatih dan terdidik sehingga mampu mewujudkan era generasi emas Indonesia di taun 2045, sesuai dengan tepat pada perayaan 100 Tahun Indonesia Merdeka!
Ya, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan modal dasar bagi peningkatan produktivitas ekonomi dan pengembangan pasar domestik. Indonesia diperkirakan mengalami apa yang disebut dengan Bonus Demografi pada tahun 2010 hingga 2040. Hal ini dikarenakan dependency ratio yang semakin menurun. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun.
Dalam kurun waktu tiga puluh tahun ini, usia produktif semakin besar (demografic dividen/bonus demografi), kesempatan dan peotensi meningkatkan produktivitas semakin tinggi. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan. Namun jika tidak dikelola dengan baik, maka akan menjadi bencana demografi (demografic disaster). Kualitas SDM sebagai kata kunci, pendidikan dan kesehatan sebagai peran kunci.
Apa yang menjadi masalah, adalah kunci Inovasi. Karena inovasi adalah demi memecahkan masalah, tak hanya karena adanya permintaan dan komersialisasi hasil riset. Tentu, ukuran kualitas SDM lekat dengan pendidikan dan kesehatan masyarakat generasi penerus bangsa. Namun bagaimana membentuk itu, selain institusi pendidikan dan kesehatan, juga sumber dari segala sumber pendidikan, yaitu di rumah. Lah, kalau rumah sendiri masih sulit untuk didapatkan karena mahalnya unit di perumahan yang bahkan kadang jauh dari kata layak tinggal, maka kualitas kehidupan akan pincang.
Alhamdulillah, Balitbang PUPR punya solusi yang tepat. Tepat, karena banyaknya manusia Indonesia yang terlahir, tepat karena target bonus demografi adalah perumahan yang layak huni dan terjangkau, tak hanya masalah layak. Layak namun tak terjangkau, sama saja memberikan peluang investasi tanah dan rumah untuk si Kaya saja, yang jumlahnya hanya 5% hingga 20% penduduk negeri ini!
Rumah dan Permukiman untuk Rakyat, Solusi Inovatif Balitbang PUPR