Â
Â
Mencoba pakai modem M2S Andromax berisi Smartfren di kompleks IPSC ini ternyata lancar. Bahkan, dipakai di kampus SGPP yang menjulang tertinggi dipuncak Hambalang. Mantab jaya.
Dan tentunya, di komplek ini, pelatihan prajurit yang akan dikirim untuk Misi perdamaian PBB digodok. Beberapa kali saya mendapati mereka latihan. Sering kali pula kunjungan berbagai unit ketentaraan dari negara-negara ASEAN lainnya misalnya waktu itu, dari Filipina. Apalagi di Canti Darma Park, kantin umum yang bernuansa PBB (UN). Kompleks kantin makan dan relaksasi yang Lengkap dengan toko suvenir PBB nya loh.
Di kantin PBB (UN) di Canti Darma Park, saya sedang menikmati sruputan kopi nikmat ala kafe dengan browsing melalui jaringan Smartfren yang ternyata juga sampai ke Sentul. Walau tidak optimal, namun lumayanlah. Eh, salah satu prajurit Filipine yang tour bertanya mengenai operator yang bisa mereka gunakan selama tugas di Indonesia persiapan untuk misi PBB.
Jelas, saya merekomendasikan produk lokal dong ya. Smartfren terlontar dari mulut saya, dan duta Indonesia pada saat itu menjadi diri saya. Bersama Smartfren. Sambil ngenet di laptop ppakai Smartfren, maka ‘jualan’ saya jelas ada data dan faktnya hehe. Yup, mereka tertarik mencari kartu perdana Smartfren yang memang di kantin UN itu tidak sediakan. Ah, at least, sudah promosikan produk Indonesia, bro!
Jadi sebagai traveler, membawa nama bangsa menjadi kewajiban alamiah tanpa perlu disuruh seperti Wamil atau Bela Negara yang baru-baru ini sedang happening dan mengundang debat. Sebagai traveler yang beranjangsana di berbagai tempat, Indonesia terwakili oleh banyak hal. Oleh diri kita sendiri sebagai ‘duta’, dan berbagai tokoh internasional yang menemukan (invensi dan inovasi) berbagai produk bermanfaat sebagai ‘duta indonesia’ pula. Sepakat? Apalagi ternyata penemu 4G, siapa sangka adalah putra Kediri!