Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Legacy DPD RI: Ketika DPD Sudah Ber-Panca Indera, Saatnya Didengar!

15 Juli 2015   08:54 Diperbarui: 15 Juli 2015   09:43 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah gerak Dinamis DPD. Anak yang beranjak remaja, berkembang ke arah yang lebih baik, menjalankan tugas dan wewenangnya secara maksimal apapun yang terjadi. Ngomong-ngomong, ini nih kelengkapan DPD RI yang menjalankan SEMUA fungsi yang ada. Mari kita kenali.

alat kelengkapan DPD RI

 

Nah, setelah melihat selaksa kegiatan DPD diatas, lebih humanis, benar-benar bekerja dan jelas, maunya apa. Track-nya menuju kemana. Untuk daerah, ya untuk daerah semua inti persoalan dan solusi. Jadi, sudah sewajarnya, DPD saat ini didengar!

DPD sudah mendengar, melihat, menyentuh, berkomunikasi dengan masyarakat dan pemerintah serta DPR. Selain itu, sudah pula mencium berbagai persoalan yang perlu dicermati terkait KKN. Lengkap kiranya, Irman Gusman dan DPD membawa ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu persoalan “hati” dan “otak” sebagai Indera keenam, yang saya yakin mampu dilaksanakan DPD ke depan. Dengan Kepala dipimpin Irman dan jajaran struktural, Badan-tubuh bergerak degan Kaki melangkah dan Tangan mengangkat beban dan membantu pergerakan, difungsikan oleh semua anggota DPD yang ada.

Dengan demikian, tinggal apakah Pemerintah mau mendengarkan DPD? Apakah DPR mau mendengarkan DPD? Kata anak jaman sekarang, Absurd kalau tidak!

 

---

[1] Paling tidak, anggota DPD asal Jawa Barat mengatakan demikian pada skripsi, hasil penelitian yang telah saya berikan secara personal ke sekretariat DPD Jawa Barat pada tahun 2006 ini. Dan saya patut berbangga pada waktu itu, dibimbing langsung oleh Prof. Dr.rar.reg. Eko Prasojo, Guru Besar termuda Ilmu Administrasi Negara UI, karya ini termasuk karya-karya awal telaah tentang lembaga baru sebagai kamar kedua parlemen ini. Sayang, sepertinya tak sampai ke Perpustakaan DPD. Sebab, setelah saya cek via online pada saat menulis artikel ini karya tersebut tak tercantum, dan nama saya tak ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun