Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Oxygen Buka Potensi E-UMKM Indonesia “Sesungguhnya” dan “Seutuhnya”

8 Juli 2015   02:19 Diperbarui: 8 Juli 2015   02:44 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potensi Internet Indonesia “sesungguhnya”?

Begitu melihat informasi mengenai Kompasiana Nangkring bersama Oxygen, ada hal yang menarik bagi saya. Tagline dari Oxygen. “Membuka Potensi Internet Sesungguhnya”, dan tentunya, kata “1 Gbps”.

Terus terang, Ini nih, salah satu pendorong saya untuk menghalalkan segala cara, eh, memprioritaskan ikut Nangkring dengan Oxygen ketimbang acara lain yang sejenis. Siapa sih si Oxygen ini. “Berani-beraninya” klaim seperti itu!

Pengetahuan saya yang terbilang awam memang terusik. Sebab, potensi ekonomi di balik bisnis online sangat-lah besar. Semuanya diwujudkan dengan sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Mari kita tengok statistik sejenak. Merujuk pada Biro Pusat Statistik (2014), tingkat persentase kewirausahaan di tanah air mencapai 1,63 persen pada tahun 2013. Dari total unit usaha yang ada di Indonesia, 99,98% di antaranya merupakan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)[1]. Selain itu, sektor UMKM menyumbang hampir 58% PDB Indonesia dan menyerap tenaga kerja lebih dari 100 juta orang.

Tidak berlebihan jika kita sebut sektor UMKM sebagai salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Angka ini masih dapat ditingkatkan dengan mendorong usaha-usaha UMKM bertransformasi menjadi e-UMKM. Yang dimaksud dengan “e-UMKM” adalah pemanfaatan TIK (baca: internet) oleh UMKM untuk melakukan pembukaan pasar (market exposure) lebih jauh serta melakukan penetrasi bisnis ke konsumen lokal maupun global, dengan menggunakan konten dan aplikasi lokal.

Dalam hal ini, perlu upaya untuk melakukan konversi dari pasar dalam negeri yang bertitik tumpu pada konsumsi menjadi produsen barang dan jasa. Upaya itu terwujud antara lain melalui pengelolaan potensi pariwisata dan kuliner, pengembangan industri seni dan kerajinan sehingga dapat mendorong UMKM pemain global yang diperhitungkan.

Adanya TIK sebagai enabler sektor UMKM akan sangat bermanfaat untuk peningkatan efisiensi dan kualitas kerja. TIK ini diwujudkan melalui entitas-entitas bisnis yang menyediakan infrastruktur TIK. Nah, simpelnya, kita butuh INTERNET. Nggak hanya sekedar internet, tapi yang kencang agar bisa membuka potensi UMKM ini.

Menurut AIBI (Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia), jumlah entrepreneur (wirausaha) Indonesia saat ini berjumlah 0,18% (400.000) dari jumlah keseluruhan penduduk.[2] Angka ini jauh dari ideal 2% (4,4 juta), maupun dalam perbandingan dengan negara lain seperti Amerika Serikat (11,5%), Cina (10%), Singapura (7,2%), maupun Malaysia (4%). Kata para pakar, jika suatu negara ingin maju, diperlukan minimal 2% wirausahawan/business owner dari seluruh jumlah penduduk. Indonesia, dengan 250 juta lebih penduduk, butuh banyak! Semuanya nggak bakal terjadi tanpa dukungan Internet yang kencang bro. Karena yang berpotensi untuk maju adalah e-UMKM tadi.

Yup, Internet Lemot Indonesia memang jadi masalah. Bingits. Indonesia di ASEAN saja berada di tingkt ekstra-lemot di tiga terbawah, dengan kecepatan hanya 4 Mbps saja. Itupun rata-rata.

Bagaimana UMKM mau maju menjadi so called “e-UMKM” apabila penggunaan Internet tak optimal. Yang ada, hanya berbisnis melalui Social Media, yaitu BBM (Blackberry Messenger), WA (Whatsapp), LINE, Twitter ataupun Facebook. Semua yang hanya membutuhkan koneksi super minim dari Internet. Bahkan Mark Zuckerberg dengan brilian menggratiskan koneksi Facebook dan beberapa situs lain dalam layanan Internet.org bekerjasama dengan Indosat. Tentu tidak cukup. Dan juga diskriminatif terhadap pelanggan operator lainnya.

Kita, pengguna, maupun UMKM yang berorientasi bisnis, membutuhkan saluran lain yang lebih multimedia. Mempromosikan produk melalui Youtube, membuat animasi produk dengan flash di website, produk detil dengan hi-res, maupun berbalas email dengan pelanggan dengan melampirkan brosur, quotation, contoh gambar produk, dengan intens. Lemot-nya koneksi akan berimbas ke tidak berjalan lancarnya moda ini.

Kecepatan internet sangat dibutuhkan. Beruntung, genta “Indonesia Broadband Plan” atau Pita Lebar Indonesia disetujui oleh Presiden. Disini, beberapa perusahaan mulai mencoba peruntungannya untuk menyediakan layanan broadband yang canggih. Namun tak sesimpel itu. Butuh kerja keras dan “modal” yang kuat.

Ini yang kemudian jadi keunggulan Oxygen.

PT Mora Telematika, atau lazim disebut Moratelindo selaku perusahaan di balik brand Oxygen bukanlah pemain baru. Dia sudah menjadi konsultan “kakak pertama” yaitu Telkom sejak lama. Memiliki teknologi yang selangkah ke depan dan strategi penggunaan broadband melalui penerapan fiber optic yang terencana sejak dulu.

Sejak berdiri tahun 2000, Moratelindo sudah “went global” dengan membuka kantor di Singapura, mengkonstruksi kabel bawah laut MIC-1 yang mengkoneksikan Jakarta-Singapura. Pemerintah Singapura juga telah memberikan lisensi FBO (Facilities-based Operations) ke Moratel dan Pemerintah Indonesia, pun sudah lama mengandalkan Moratelindo untuk mendukung infrastruktur nasional.

Sebagai perusahaan local go global, Moratelindo sudah membangun jaringan kabel bawah laut B3JS (Bangka, Bintan, Batam, Jakarta dan Singapura), juga Batam-Dumai-Melaka (BDM). Pemerintah Indonesia juga sangat terbantu Moratelindo dalam pekerjaan JARTUP, NAP, ISP, JARTAPLOK dan pembangunan Pusat Data Nasional yaitu Nusantara Internet Exchange (NIX). Saat ini, Nusantara Data Centre (NDC) yang dibangun Moratelindo di 11 lokasi di Indonesia menjadi infrastruktur jaringan backbone nasional yang terkoneksi dari Sumatera hingga ke Jawa dan Bali.

Intinya, semua infrastruktur adalah milik sendiri, sehingga “narik kabel” dari Singapura ke berbagai tempat di Indonesia mudah dan berjalan sistemik. Saat ini pun, Oxygen melalui para manajer-nya yang berbicara di event Nangkring bersama Oxygen kemarin, 2 Juli 2015 yang lalu di Comic Cafe, Tebet, Jakarta menyatakan akan membangun 20 titik hotspot oxygen di Tebet. So, kamu yang berdomisili di sekitar daerah ini silakan mengajukan daerah sekitar rumah tinggal mu untuk dipasangi Oxygen yang membawa 1 Gbps ke perangkat internet mu!

Membuka Harapan Potensi “seutuhnya”!

Tak kenal maka tak sayang. Brand Oxygen adalah salah satu yang menarik selama “karier” kompasiana saya. Dari event Kompasiana Nangkring, saya mendapatkan pengetahuan berharga, bahwa Oxygen akan mewujudkan potensi internet di Indonesia, dengan seutuhnya. Dalam arti, ketika UMKM ingin menjadi e-UMKM, karena diyakini membuka potensi ekonomi bangsa, ini solusinya. Membuka potensi internet dulu, cuy, baru kita bicara potensi ekonomi.

Cocok sekali dengan pasar yang ditarget oleh Oxygen yaitu UMKM/SOHO dan Korporasi. Produk-produk layanan yang akan sangat membantu bisnis kecil untuk berkembang sehingga potensi (ekonomi) dari Internet akan konsisten terbuka. Oxygen membuka harapan menjadi kenyataan. Kita bermimpi internet cepat, koneksi kuat dan melakukan berbagai produktivitas di internet dengan hebat. Oxygen, membawa gaya hidup baru komunikasi dengan memiliki keunggulan seperti :

  • Menggunakan 100% jaringan fiber. End-to-end kabel fiber optic nggak pake setengah-setengah dicampur konektivitas ala coaxial atau mixed atau hybrid whatever. Ini yang jadi jaminan kecepatan hingga 1 Gbps.
  • Layanan yang terjangkau untuk akses hyper-speed. Untuk UMKM, atau istilah lainnya “SOHO” (Small Office Home Office), ukuran biaya menjadi terjangkau. Cut to the price, seorang peserta Nangkring kemarin langsung dijelaskan mengenai tarif SOHO nya Oxygen. Cocok, masuk akal dengan kecepatan segitu.
  • Tanpa buffering dan contention. Jelas, buffering yang mengumpulkan data di-pool-kan baru masuk ke perangkat kita yang bikin lemot. Di demo kemarin, kita bisa lihat di video Youtube bahwa buffering menghilang dikarenakan download data yang cepat sehingga film yang diputar tidak menunggu data yang sedikit demi sedikit. Smoothy!
  • Satu perangkat dengan layanan tak terbatas. Oke, ini kita bicara delivery layanan. Kita bisa mengakses langsung satu integrasi layanan internet oxygen dengan perangkat yang ada seperti leased line, video conference, VPS, Hosting services, IP-PBX, CCTV dan berbagai sistem aplikasi otomatisasi perkantoran untuk rumahan (home automation) yang kita gunakan, khususnya sebagai entitas bisnis skala kecil UMKM dalam aktivitas sehari-hari. Ini hemat, value for money

Saya ngga yakin brand lain berbuat “seberani” ini. Nggak nekat, karena memang punya modal kecanggihan sistem yang kuat, siap dan aset milik sendiri. Ditunjang SDM yang mumpuni. Di lokasi acara pun, para bloggers ditantang untuk membuka Youtube dan mendownload berbagai aplikasi, movie dan lain-lain dengan jaringan oxygen yang terpasang.

Trio oxygen yang memaparkan kelebihan oxygen dan skema 1 Gbps Oxygen pada waktu itu, yaitu John Sihar (Head of business development Oxygen), Yance Auliansyah (Sales Manager Oxygen), Rizky Taufiqurrahman ( GM Corporate Sales Oxygen) menantang kita semua untuk mencoba oxygen dan melihat hasilnya. Video Youtube dengan resolusi HD segera dijajal.

Sadiiisss!! Sepanjang presentasi para punggawa Oxygen ini, hingga berbagai sesi gimmick dan sesi bukber ditemani gitar akustik sampai akhir acara, kita seperti menonton film dari hardisk laptop, padahal itu full, streaming HD dari youtube!

Pun mereka sudah aware kalau para bloggers ini sudah akan bawa berbagai gawai dari rumah untuk download berbagai aplikasi, video, film, update aplikasi dan seterusnya. No problemo, buktikan, kata mereka.

Kita tengok, hasil benchmark tes kecepatan baik melalui speedtest.net maupun speedtest.cbn.net.id menunjukkan 471 Mbps Download dan 735 Mbps Upload. Pusing pala Barbie, seakan mimpi, ini benar-benar potensi yang sudah “unlocked” di depan mata kita!

 

Akhirnya, saya lega, ada brand semacam oxygen ID yang berani wujudkan mimpi. Walau kita tidak usah berpura-pura, pasar oxygen adalah UMKM/SOHO dan Korporasi. Namun bukan berarti tidak tepat, karena potensi seorang blogger (profesional) ya untuk bisnis toh?

Online Branding dari seorang blogger, kegiatan bisnis blogger yang juga berjualan online, berbisnis via review dan iklan, adalah juga “urusan” bisnis. Pemasaran. Tanpa sadar, kita juga suatu entitas UMKM. Kita semua punya produk dan layanan toh?

 

Bener banget kata Pak Yance suatu ketika di awal presentasi, saatnya kita rasakan itu kecepatan, ngga hanya mimpi. Dengan bangga, baju kaos oxygen pun menulis, “Membuka Potensi Internet Sesungguhnya”. Gilak. Saya mau banget tuh kaos. Sekalian promosi.

Omong-omong promosi, nih, ternyata di goodie bag juga ada voucher Free instalasi + free trial 1 Gbps selama 1 bulan loh.

Jika kamu mau coba, bisa hubungi berbagai sosial media account oxygen misal twitter, facebook, tapi saya sarankan langsung aja nelpon hotlinenya or datang langsung yang lebih afdhol.

Saya yakin ada cara. Cari yang halal ya, sekarang Ramadhan. Etapi, jikalau kisanak mau, saya dengan senang hati memberikan voucher saya, maklum bukan warga Jekardah. Mungkin suatu waktu ketika layanannya smpe di-marih Insya Allah kita "buka potensi" internet. Agar kamu yang ngga datang juga bisa nikmati, dan nanti saya akan tulis lagi reportasenya. User experience based. Mau Internet speednya 1 Gbps? Yuk merapat! ke Oxygen!

 

 

 

 

-----

[1] Yang dimaksud dengan UMKM adalah unit usaha dengan omzet kurang dari Rp 4 milyar per bulan. Menurut data Ditjen Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian, saat ini jumlah UMKM berada pada angka 56,5 juta unit dengan proporsi persebaran 40% di luar Jawa dan 60% di Pulau Jawa.

[2] Lihat http://wartaekonomi.co.id/berita16992/indonesia-masih-berupaya-tingkatkan-jumlah-wirausaha.html

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun