“Nyalanya dari sore sampai jam tujuh pagi aja nah mbak. Terus ya mati. Makanya tiap hari aku bangun pagi buat giling baju pakai mesin cuci. Eh tadi pagi bangun telat jadi belum sempat keringin baju nah,”gerutunya.
“Kalau nyala terus kan enak ya mbak?”
Aku cengar-cengir saja mengiyakan pertanyaannya. Dan berpamitan. Semoga impian ibu itu suatu saat terkabulkan.
Tahun 2016.
Ternyata doa ibu itu terkabulkan. Atas permintaan warga akan ‘nyala listrik full seharian’ melalui pemerintah Kutai Timur, 24 Jam untuk Sangkulirang pun diusulkan untuk menyambut Hari Listrik Nasional ke 71. Persiapan menyambut ‘Kemenangan 24 Jam’ pun dilakukan, seperti migrasi massal, persiapan kehandalan mesin, perbaikan sentral dan rencana penambahan kapasitas tangki dari sisi ‘dapur’, pembuatan sarana limbah dari sisi K3 dan lingkungan, dan persiapan dari sisi distribusi itu sendiri. Hal tersebut dilakukan karena kerja nyata untuk terangi negeri, mewujudkan asa penduduk akan dambaan kontinyuitas listrik.
Sangkulirang kelak akan berkembang pesat. Gardu Induk dan pelabuhan besar di Maloy akan segera dibangun. Resort di Sangkulirang pun sudah berdiri. Beberapa saat kedepan akan menjadi kota dagang yang ramai, Sangkulirang sudah pantas mendapatkan 24 jam untuk selamanya.
Banyak petualangan yang dialami selama bekerja di PLN membuatku ingin terus berkarya di perusahaan ini. Mengenal pelosok-pelosok daerah di Indonesia dan mempelajari kebiasaan serta kebudayaan di negeriku sembari melistrikinya itu bagiku sangaaaat menyenangkan !
Web : fraunesia.com