Kehidupan manusia sangat bergantung kepada air. "Air Adalah sumber kehidupan" merupakan slogan yang tidak sekedar menggambarkan fakta bahwa makhluk hidup membutuhkan air. Antara air dan makhluk hidup terjalin hubungan mutualisme. Kita membutuhkan air sebagaimana air akan tetap ada karena kita.
Tanpa air tidak ada kehidupan. Perjuangan umat manusia yang mencari kehidupan di planet lain didahului dengan penelitian terhadap keberadaan air. Jika tidak ada air, sudah pasti tidak akan ada kehidupan di sana.
Bumi adalah satu-satunya tempat hidup manusia yang berkelimpahan air. Walaupun demikian, krisis air masih saja terus berlangsung di belahan bumi manusia. Bayangkan jika suatu saat nanti air menjadi barang langkah.
Mungkin saja akan terjadi peperangan besar dan mengerikan. Saat ini saja air menjadi persoalan utama dalam kehidupan manusia. Kebutuhan akan air sangat besar. Di dunia pertanian, seringkali kita menemukan berita tentang pertikaian dan kematian akibat kekurangan air.
Lantas, apa yang harus kita perbuat? Kita tidak mungkin berpindah ke planet lain jika air telah habis di bumi ini. Saat ini, bagi sebagian orang mungkin hidup berkelimpahan air. Tetapi apakah anak cucu kita nantinya dapat menikmati air bersih? Apakah anak cucu kita nanti dapat menikmati air secara bebas tanpa biaya? Apakah anak cucu kita dapat menikmati air sebagai hak dari setiap penghuni bumi? Bumi telah menyediakan air, namun keserakahan sebagian dari manusia menjadikan air rusak dan bahkan hilang.
Tentu kita tidak ingin mewarisi "air mata" bagi anak cucu kita. Kita harus mewarisi Mata Air bagi anak cucu generasi selanjutnya, setiap putera dan puteri ibu Pertiwi.
Dalam Video berikut kita akan menyimak beberapa tindakan bijak terhadap air. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H