Mohon tunggu...
nana undus
nana undus Mohon Tunggu... Guru - pencinta pendidikan daerah pedalaman

Nama Lengkap : Viktor Sekundus Juru Tempat Tanggal Lahir : Detusoko, 10 Oktober 1992 Menyelesaikan Sekolah Dasar Pada Tahun 2004 Di SDK Marsudirini Detusoko. Sekolah Menengah Pertama di SMPK Marsudirini Detusoko. Melanjutkan Studi ke SMA Seminari St. Yoh. Brekmans Mataloko. Tamat pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Ende tahun 2011. Pada Tahun 2011, sempat mengenyam pendidikan di Universitas Flores. Pada Tahun yang sama, melanjutkan studi S1 ke Universitas Negeri Makassar. Pada Tahun 2016 mengikuti program pendidikan profesi guru. Saat ini mengabdikan diri sebagai Guru Garis Depan di pedalaman Manggarai Timur. Suka dengan hal-hal unik yang dilakukan oleh anak didik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Satu Anak Satu Pohon

13 Desember 2019   10:46 Diperbarui: 13 Desember 2019   16:34 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentang UJIAN NASIONAL tidak perlu diperdebatkan. Kita paham bahwa bukan meniadakan ujian. Bentuk dan polanya yang diganti. Para guru mestinya setuju. Kelas adalah awal dan akhir persoalan pembentukan kompetensi dan mental.

Pada intinya kita menginginkan sekolah harus berkarakter dalam mengembangkan pendidikan.

Ujian semester telah usai dilaksanakan. Saatnya kita menunjukan karakter pendidikan di sekolah kita melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler bukan sekedar teman dari aktivitas sibuknya para guru mengisi laporan pendidikan. Kegiatan ekstra perlu dipandang sebagai aktivitas yang mendukung kemampuan akademik siswa. Oleh karenanya kegiatan ekstra harus terjadwal, sistematis, dan berdampak positif.

Pramuka adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dapat kita jadikan brand sekolah. Melalui kegiatan pramuka, sekolah tidak saja membentuk karakter nasionalis. Kegiatan pramuka adalah wadah yang juga menjawab tantangan lingkungan hidup. gaung menanam 1000 pohon harus direalisasi.

Satu anak satu pohon adalah program wajib yang dilakukan di sekolah dalam rangka menjawabi ancaman pemanasan global dan isu lingkungan hidup yang kita rasakan saat ini. 

Di kelas, dalam pembelajaran-pembelajaran kita menanamkan konsep tentang lingkungan, tentang daur air, dan tentang manfaat tumbuhan. Kita menyadari bahwa manusia hanya dapat hidup dengan pertolongan tumbuhan. 

Bayangkan jika tidak ada tumbuhan, sudah pasti tidak ada kehidupan lainnya. Kita hidup sangat bergantung pada pasokan oksigen yang dihasilkan tumbuhan. 

dokpri.
dokpri.
dokpri.
dokpri.
dokpri.
dokpri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun