Proses berpikir atas hal baru yang diterima oleh anak didik berarti berkonsentrasi pada upaya penyesuaian diri dengan lingkungan. Tanpa proses penyesuaian dengan lingkunagan, proses belajar akan menemui jalan buntu.Â
Penyesuaian dengan lingkungan bukan berarti meaksakan anak didik mengikuti apa yang diterima. Penyesuaian dengan lingkungan merupakan hasil reflektif atas proses berpikir terhadap hal baru yang diterima. Proses belajar demikian adalah proses belajar pemecahan masalah secara reflektif.
Sebagai sebuah profesi, guru perlu memiliki kompetensi pedagogig untuk menujang ketercapaian mengajar yang efektif. Tetapi, yang harus disadari bahwa tidak ada teori tentang mengajar yang dapat dijadikan patokan ilmiah dalam mengajar.Â
Mengajar adalah seni yang terkadang mengabaikan saran-saran ilmiah. Mengajar adalah proses spontanitas, mengalir tanpa kaku pada hierarki pembelajaran, dan merupakan improvisasi guru dalam upaya mencapai kompetensi pembelajaran.Â
Ingat, kompetensi selalu berupa garis besar capaian pengetahuan yang perlu dipelajari oleh para peserta didik.
Kekakuan pada tata urutan pembelajaran hanya akan menjadikan kelas monoton. Improvisasi dan spontanitas dari guru justru akan memberi warna berbeda dalam setiap pembelajaran. Dengan demikian rasa bosan yang menghambat proses berpikir anak didik akan sirna.
Penguasaan teknologi dan penguasaan pengetahuan yang ter-update tentu akan menjadi modal penting bagi guru untuk berimprovisasi di kelas. Kita tidak mungkin menuangkan sesatu dari teko kosong ke dalam gelas kosong.Â
Untuk dapat mengajar, kita perlu belajar. "orang pintar belajar, orang bodoh mengajar" dapat kita jadikan pemantik semangat belajar sepanjang hayat. Hanya pribadi yang tak pernah berhenti belajar yang dapat menjadi pengajar sejati.
Keahlian professional guru pun perlu menjadi isi "teko" seorang pengajar. Profesionalitas dalam mengajar adalah keniscayaan. Untuk mengajar seorang guru perlu menyiapkan diri dengan mengusai materi pembelajaran.Â
Menguasai materi tidak cukup untuk menjadikan anak belajar di kelas. Tanpa ada penetapan tujuan yang terukur, dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan pembelajaran, materi yang dikuasai akan mati.Â
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran harus ditunjang dengan sebuah rencana yang matang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa perangkat pembelajaran, materi yang disampaikan guru tidak bernilai lebih dari sebuah buku teks pelajaran yang tidak dibaca peserta didik.