Mohon tunggu...
nana undus
nana undus Mohon Tunggu... Guru - pencinta pendidikan daerah pedalaman

Nama Lengkap : Viktor Sekundus Juru Tempat Tanggal Lahir : Detusoko, 10 Oktober 1992 Menyelesaikan Sekolah Dasar Pada Tahun 2004 Di SDK Marsudirini Detusoko. Sekolah Menengah Pertama di SMPK Marsudirini Detusoko. Melanjutkan Studi ke SMA Seminari St. Yoh. Brekmans Mataloko. Tamat pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Ende tahun 2011. Pada Tahun 2011, sempat mengenyam pendidikan di Universitas Flores. Pada Tahun yang sama, melanjutkan studi S1 ke Universitas Negeri Makassar. Pada Tahun 2016 mengikuti program pendidikan profesi guru. Saat ini mengabdikan diri sebagai Guru Garis Depan di pedalaman Manggarai Timur. Suka dengan hal-hal unik yang dilakukan oleh anak didik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Habibie Hidup Seribu Tahun Lagi

12 September 2019   10:48 Diperbarui: 12 September 2019   10:59 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Spirit Hbibie yang multidimeni justru dibutuhkan dan harus dijalankan di abad ini. Habibie mengajarkan untuk maju kita perlu memberi nilai tambah pada teknologi. Nilai tambah pada semua lini kehidupan. Konsep nilai tambah Habibie adalah kesadaran bersama dalam memajukan bangsa. Kemajuan bangsa tidak bisa hanya oleh satu orang di satu sendi kehidupan. 

Untuk Indonesia yang maju, kita perlu bergerak untuk maju secara bersama-sama di segala lini kehidupan, dan dari seluruh penjuru negeri. Daerah tertinggal harus maju. Pergerakan kemajuan tidak hanya dari pusat ke daerah (desentralisasi). Pergerakan kemajuan juga harus merupakan gerakan dari pinggir. Yang termarjinalkan harus dirangkul, dibangkitkan, dan dimajukan.

Raga Habibie telah tiada. Jiwanya hidup seribu tahun lagi. Betapa rasa cinta yang besar dari Habibie  kepada negeri Pertiwi mesti hidup dalam sanubari tiap insan Pertiwi. 

Jika kita terlahir dari rahim yang sama, rahim ibu Pertiwi, mengapa tidak kita memiliki jiwa yang sama, jiwa seorang Habibie. Kita bukan sedang diminta untuk menjadi seperti Habibie yang cerdas. Spirit kehidupan, jiwa nasionalisme Habibie patut menjadi spirit bersama. Habibie hidup seribu tahun lagi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun