Pada 18 November 2013 waktu setempat, NASA meluncurkan wahana MAVEN untuk menjawab pertanyaan: bagaimana persisnya Mars menjadi planet kering dan dingin. MAVEN adalah kependekan Mars Atmosphere and Volatile Evolution. Wahana ini bertugas melacak-balik proses-proses fisik erosi materi penunjang kehidupan dari Mars.
Sejauh ini kita sudah tahu bahwa 4 milyar tahun lalu dari sekarang, Mars adalah planet yang kaya air. Air adalah materi penunjang kehidupan. Selain berdasarkan data yang digali oleh robot Curiosity pada akhir September 2013, kita punya contoh material dari Mars di tangan. Contoh itu berupa meteorit yang terpental dari Mars dan jatuh di Bumi. Kita telah memastikan meteorit ini datang dari Mars berdasarkan kesamaan data kandungan Argon kiriman Curiosity dan meteorit itu sendiri.
Apabila atmosfir Mars tidak gundul lambat-laun, kandungan Argon di sana kiranya setara Jupiter dan Matahari. Di kedua obyek itu kekangan gravitasi membelenggu renik (isotop) Argon sehingga tidak bisa menguap ke angkasa luar.
Air menguap habis menyusul penggundulan atmosfir Mars selama jutaan tahun oleh Angin Matahari. Angin Matahari bertiup dari awal terbentuknya Tata-Surya sampai hari ini. Bumi kebetulan punya tameng elektromagnet yang menangkis Angin Matahari. Tangkisan Bumi terpercik sebagai Aurora yang muncul di kutub magnet utara dan selatan.
Kutub magnet di Bumi terbentuk dari rotasi Bumi. Identik dengan prinsip kerja generator, interaksi gerak dan logam di perut Bumi menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini lah yang menangkis Angin Matahari.
Kutub magnet Bumi kebetulan terpusat sehingga lebih kuat. Sebaliknya, kutub magnet Mars berceceran sehingga lebih lemah. Selama berjuta-juta tahun kemudian lapisan atmosfir menipis. Lapisan yang menipis tidak mampu menahan air dalam bentuk cairan. Sejak itu mulai lah air terpecah menjadi hidrogen dan oksigen kemudian terbang ke angkasa luar dan tidak kembali.
Kita sudah merangkai kisah ini dari bukti-bukti yang sudah ditangan, tetapi belum punya cara yang tangguh untuk menguji kisah itu. Misi MAVEN adalah menguji kisah itu dengan merinci sejak kapan, berapa banyak, dan bagaimana persisnya atom-atom itu pergi dan tidak pernah kembali lagi untuk selama-lamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H