Perkembangan pusat data Internet ikut menyumbang emisi karbon ke angkasa. Boleh jadi penerbangan akan lebih ramah lingkungan daripada Internet.Internet pernah dianggap sebagai kawasan ramah lingkungan. Pendirian usaha baru di Internet tidak perlu menghabiskan lahan atau emisi karbon seperti usaha konvensional. Dugaan ini ternyata keliru.
Data di Internet disimpan di pusat data (data center). Di pusat data terdapat server lengkap berpendingin udara agar bisa bekerja optimal. Salah satu pusat data terbesar terdiri atas 80.000 server.
Pusat data rakus listrik. Di AS, pusat data melahap 1,5 persen total konsumsi listrik. Pada 2005 pusat data mengkonsumsi 1 persen konsumsi listrik dunia, naik dari 0,6 persen pada 2000. Ketika dikonversi, emisi karbon yang dilepaskan oleh pusat data internet saban tahun sudah mengatasi Argentina dan Belanda. Kalau laju konsumsi ini dibiarkan, maka pada 2020 emisi karbon Internet mencapai 670 juta ton.
Pemborosan energi di pusat data terutama disebabkan oleh ketidakefisienan kerja di server. Survei McKinsey dan Uptime Institute memergoki sepertiga server pasif (idle). Mereka juga menemukan rata-rata administrator server tidak tahu program apa saja yang jalan di server mereka.
Penghematan listrik di pusat data Internet bisa dilakukan dari dua sisi. Secara perangkat keras, kini sudah tersedia perkakas keras yang irit listrik dan tidak gampang panas. Dari sisi perangkat lunak, administrator harus tahu isi servernya dan mengurangi kerja program yang hanya memboroskan listrik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H