Mohon tunggu...
Rahma Yuli
Rahma Yuli Mohon Tunggu... profesional -

Saya orang Padang yang lagi merantau di Yogyakarta(Sudah budaya orang Padang pergi merantau,hehehe)..Sekarang masih kuliah di jurusan Analis Kesehatan..Semoga Bisa Menjadi Analis Kesehatan yang profesional,amiin..Hobi saya Jalan-jalan so Merantau pilihan yang tepat karena bisa mengunjungi tempat-tempat baru.Tapi kalau merantau harus lama jadi rindu kampung halaman.^^ http://n1nt1.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Candi Kalasan, Candi Budha Tertua

28 Februari 2011   00:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:13 5814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_92288" align="aligncenter" width="350" caption="Candi Kalasan"][/caption]

Bagi pecinta wisata arkeologi, peninggalan sejarah satu ini sayang untuk dilewatkan jika berkunjung ke Jogjakarta. Candi Kalasan, pernah dengarkan nama candi ini?. Bagi yang belum pernah kesana gak ada salahnya meluangkan sedikit waktu untuk mengunjungi candi ini. Candi Kalasan berada dekat dengan jalan raya, 50 m di selatan jalan Jogja-Solo. Kalau dari Jogja mau ke candi Prambanan atau Kota Solo akan melewati Candi kalasan, dari jalan akan kelihatan bagian atas Candi. Harga tiket masuk gak mahal cuman, Rp. 2000. Dekat dengan jalan raya dan tiket masuk murah jadi gak kan rugi berkunjung ke Candi ini. Walaupun tidak sebesar candi Prambanan atau Brobudur, tetap menarik untuk di kunjungi karena punya keunikan tersendiri.

[caption id="attachment_92289" align="aligncenter" width="350" caption="Candi Kalasan"]

1298849651658896949
1298849651658896949
[/caption]

Candi Kalasan berlokasi di daerah Kali Bening, Desa Tirtomantani, kecamatan Kalasan, kabupaten Sleman, DIY, 50 M disebelah selatan jalan Jogja-Solo. Candi Kalasan adalah candi Budha tertua di Jogjakarta dan Jawa Tengah yang didirikan pada tahun 777 saka atau 778 M oleh Rakai Panangkaran dari dinasti Sanjaya. Candi Kalasan didirikan untuk penyembahan Dewi Tara bagi umat Budha. Candi tidak digunakan oleh keluarga Sanjaya karena mereka menganut agama Hindu. Rakai Panangkaran mendirikan candi ini karena bujukan oleh gurunya yang beragama Budha. Candi ini menunjukan kerukunan antar umat Hindu dan Budha pada masa itu.

[caption id="attachment_92235" align="aligncenter" width="350" caption="Salah Satu Pintu Pada Candi Kalasan"]

1298818900966474153
1298818900966474153
[/caption]

Termakan usia, bangunan candi Kalasan sudah tidak utuh lagi. Beberapa bagian telah rusak dan Bagian paling atas candi yang seharusnya berupa lonceng besar berbentuk stupa juga tidak ada. Pemugaran yang dilakukan pada tahun 1927-1929 tidak dapat membuat candi kembali utuh karena banyak batu candi yang telah hilang. Walaupun demikian, bila dilihat secara keseluruhan bangunan candi masih bagus.

[caption id="attachment_92234" align="aligncenter" width="449" caption="Informasi Mengenai Candi Kalasan"]

12988180611926228896
12988180611926228896
[/caption]

Keunikan Candi Kalasan terdapat pada hiasan yang indah dan pahatan batunya halus. Selain itu ornamen dan relief pada dinding luarnya dilapisi sejenis semen kuno yang disebut Valjralepa. Menggunaan Valjralepa bertujuan untuk melindungi candi dari lumut dan jamur. Valjralepa juga memperhalus pahatan relief dan memberi efek warna keemasan pada Candi. Lapisan valjralepa jarang ditemukan pada candi-candi kawasan Prambanan. Selain candi Kalasan candi yang menggunakan Valjralepa yaitu candi Sari. Candi Sari merupakan satu rangkaian dengan pembangunan candi Kalasan. Candi Kalasan sebagai tempat peribadatan sedangkan candi Sari berfungsi sebagai asrama bagi biksu Budha.

Candi sebagai bukti sejarah kalau dulunya negara kita pernah dipimpin oleh kerjaan-kerajaan bercorak Hindu atau Budha. Walaupun zaman itu sudah berlalu dan keyakinan kita sudah berbeda tetap saja kita harus menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah ini. Peninggalan sejarah adalah aset bangsa yang  sangat berharga. Jangan sampai mau ngeliat candi  yang di buat di negara kita, kita harus ke negara lain  dulu karena sudah di klaim milik mereka,hehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun