Mohon tunggu...
Unang Atmaja
Unang Atmaja Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Siliwangi

Menulis adalah latihan untuk memperkuat pikiran, membaca kunci untuk memahami dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ibu, Sang Guru Lingkungan yang Menjaga Masa Depan Bumi

22 Desember 2024   05:24 Diperbarui: 24 Desember 2024   11:15 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini 22 Desember...Hari Ibu nya Indonesia. Hari yang selalu dianggap sebagai momen istimewa untuk menghargai peran seorang ibu dalam kehidupan kita, cinta tanpa batas seorang ibu. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa ibu juga memiliki peran besar dalam menjaga lingkungan? Ibu adalah sosok pertama yang mengajarkan kita nilai-nilai kehidupan, termasuk bagaimana kita berinteraksi dengan alam.

Rachel Carson, penulis buku Silent Spring yang menjadi tonggak gerakan lingkungan, pernah mengatakan, "Dalam setiap keindahan alam, ada pesan untuk bertindak demi melindungi masa depan." Pesan ini begitu relevan ketika kita melihat bagaimana seorang ibu, melalui tindakan dan kata-katanya, mampu menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini kepada anak-anaknya.

Keteladanan Ibu dalam Mengajarkan Etika Lingkungan

Di rumah, ibu sering menjadi panutan pertama yang membentuk pola pikir kita. Ia mengajarkan kita untuk menghargai alam sebagai bagian dari kehidupan. Ketika seorang ibu meminta anaknya untuk tidak mencabut bunga sembarangan, tidak membuang sampah di sembarang tempat, atau memberi makan hewan peliharaan dengan penuh kasih, ia sedang menanamkan nilai-nilai mendalam tentang bagaimana manusia seharusnya memperlakukan alam.

Kesadaran akan dampak dari setiap tindakan juga sering diajarkan oleh ibu. Ia mungkin meminta kita mematikan lampu saat tidak digunakan, menghemat air, atau berhenti membeli barang yang tidak benar-benar diperlukan. Dari tindakan sederhana ini, kita belajar bahwa apa yang kita lakukan, sekecil apa pun, bisa membawa perubahan bagi lingkungan.

Hidup sederhana dan berkelanjutan juga menjadi bagian dari pelajaran yang sering ibu sampaikan tanpa kata-kata. Ketika ia mendaur ulang barang-barang bekas atau mengolah sisa makanan menjadi sesuatu yang berguna, ia mengajarkan bahwa keberlanjutan tidak selalu membutuhkan teknologi canggih, tetapi bisa dimulai dari tindakan kecil di rumah.

Vandana Shiva, seorang ilmuwan lingkungan dan advokat feminisme ekologi, pernah bilang, "Perempuan adalah penjaga kehidupan. Mereka memahami nilai dari keberlanjutan karena mereka hidup dalam harmoni dengan alam." Filosofi ini tercermin begitu nyata dalam keseharian seorang ibu, yang menjaga keseimbangan antara kebutuhan keluarga dan kelestarian lingkungan.

Apa yang diajarkan seorang ibu tentang lingkungan kepada anak-anaknya bukanlah sesuatu yang berakhir pada masa kecil. Nilai-nilai itu akan terus dibawa hingga dewasa, membentuk generasi yang lebih peduli terhadap keberlanjutan bumi. Emil Salim, seorang tokoh lingkungan dan ekonom Indonesia, pernah mengatakan bahwa rumah adalah tempat pertama di mana nilai-nilai kehidupan ditanamkan.

Ketika seorang ibu mengajarkan anaknya untuk memilah sampah, menghemat energi, atau menghormati makhluk hidup, ia sebenarnya sedang membangun fondasi bagi generasi yang bertanggung jawab terhadap bumi. Rumah, dengan ibu sebagai pusatnya, menjadi lingkungan awal di mana anak-anak belajar bahwa keberlanjutan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Tidaklah berlebihan kalau kita menagtakan mengajarkan anak Peduli Lingkungan adalah Investasi Masa Depan.

Tantangan yang Dihadapi Ibu dalam Pendidikan Lingkungan

Meski peran ibu begitu penting, tidak bisa dipungkiri bahwa banyak ibu menghadapi tantangan dalam mendidik anak untuk peduli lingkungan. Tidak semua ibu memiliki akses informasi yang memadai tentang isu-isu lingkungan, atau fasilitas yang mendukung upaya mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun