Film "LIMA" menjadi penghilang dahaga bagi para pecinta kedamaian abadi dan penjunjung toleransi, khususnya di tanah air Indonesia. Film ini layak diikuti oleh para sineas dan pemangku kebijakan untuk dapat menghadirkan lebih banyak lagi pelajaran, pengalaman, serta hikmah yang dikemas dengan sangat apik, penuh dedikasi dan tanggung jawab, dan tidak memikirkan materi semata.
Film ini jelas akan mencerahkan pikiran orang lain dan lebih berharga daripada apapun yang ditawarkan oleh kenikmatan film-film yang hanya kamuflase, kosong, kering, dan terasa hampa karena pulang tidak serta membawa pikiran yang jernih dan hati yang lapang.
Saya akan sangat menantikan film-film yang serupa namun tetap memiliki ajaran serta nilai yang luar biasa dampaknya bagi kehidupan seorang individu, kelompok, maupun golongan. Saya berdoa semoga banyak sineas-sineas berbakat yang begitu peduli pada kerukunan serta persatuan bangsa Indonesia, baik dalam skala kecil maupun besar.
Pancasila merupakan representasi dari jiwa rakyat Indonesia secara menyeluruh, memiliki Pancasila seakan kita memiliki separuh dunia. Pancasila tidak akan pernah goyah, ia akan semakin kuat tertanam di dalam jiwa-jiwa nasionalis dan ksatria demi menjaga keutuhan NKRI.
Semoga perfilman Indonesia terus maju dan berjaya, menjadi pendidikan alternatif dan layak diperhitungkan.
Sukses selalu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H