Untuk “menopang” Indonesia dan seisinya, maka Telkom dengan bangga menghadirkan peluncuran satelit yang dinamai Telkom 3S. Demi mengoptimalkan jaringan diseluruh pelosok nusantara, khususnya wilayah 3 T: Terdepan, Terluar, Terpencil. Beberapa daerah yang termasuk 3 T antara lain: Kab. Seluma (Bengkulu), Pandeglang (Banten), Dompu (NTB), Nagekeo (NTT), Seruyan (Kalteng), dan seterusnya. Telkom berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai negeri dengan akses telekomunikasi yang merata.
Telkom-3S adalah satelit komunikasi geostasioner milik Indonesia. Satelit Geostasioner adalah Satelit buatan yang ditempatkan pada posisi diatas equator dan bergerak mengelilingi bumi dengan lintasan berbentuk lingkaran yang memiliki sumbu rotasi sama dengan bumi. (sumber: Wikipedia)
Telkom-3S akan dilengkapi dengan 24 transponder C-band, 8 sambungan transponder C-band, dan 10 transponder Ku-band. Transponder C-band akan mencakup wilayah Indonesia dan Asia Tenggara, transponder sambungan C-band akan mencakup Indonesia dan Malaysia. (sumber: Wikipedia)
Sedangkan muatan Ku-band dikhususkan hanya untuk cakupan wilayah Indonesia. Telkom-3S memiliki berat sekitar 3.500 kilogram dan memiliki masa aktif selama 15 tahun. Pembuatan satelit Telkom-3S dikhuskan untuk melayani siaran televisi kualitas tinggi (High-Definition Television) dan layanan komunikasi GSM dan Internet. (sumber: Wikipedia)
Dari kabar yang beredar, satelit ini dibuat oleh Thales Alenia Space, dan akan diluncurkan menggunakan roket Ariane 5 ECA dari Kourou, Guyana Perancis.
Seperti dilansir dari Kompas.com terkait Peluncuran Satelit Telkom 3S. Analis Senior dari PT. Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada menilai, peluncuran satelit Telkom 3S ini akan menjadi salah satu katalis dari kinerja BUMN Telekomunikasi tersebut di masa mendatang.
“Kehadiran Satelit Telkom 3S itu bisa menjadi katalis jika manajemen Telkom mampu mengoptimalkannya. Biaya sewa untuk satelit asing menjadi berkurang dan mendatangkan pendapatan baru karena adanya penyewaan transponder,” ungkap Reza melalui keterangannya, Senin (6/2/2017).
Jika diukur dari sektor ekonomi, jelas bahwa kehadiran satelit T3S adalah yang paling dinantikan untuk peningkatan efisiensi biaya Telkom, sehingga saham Telkom pun secara otomatis menjadi naik. Dampak yang lebih baik tentu diharapkan oleh semua pihak, apalagi yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat perkotaan hingga pedesaan.
Beda sektor tentu beda pandangan, menurut M. Ridwan Effendi (Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB) mengatakan satelit T3S sangat ditunggu kehadirannya untuk menyambungkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang didominasi pulau-pulau. Lanjutnya “jaringan kabel serat optik atau microwave di daratan tidak bisa menjangkau seluruh wilayah negara ini. Berbeda dengan satelit yang bisa menjangkau seluruh NKRI plus sebagian besar wilayah tetangga.”
Dengan demikian, Indonesia dengan satelit T3S-nya akan memiliki peran sentral dalam mengembangkan serta memajukan bangsa di berbagai sektor. Melalui dukungan dari seluruh elemen masyarakat; pemerintah pusat, pejabat yang berwenang, perusahaan, dan juga masyarakat pelanggan setia PT. Telkom akan memiliki harapan dan cita-cita yang besar, khususnya dalam menjalankan aktifitas atau usaha.